Mohon tunggu...
A. Dardiri Zubairi
A. Dardiri Zubairi Mohon Tunggu... wiraswasta -

membangun pengetahuan dari pinggir(an) blog pribadi http://rampak-naong.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sekolah Sunyi (Celoteh Menyambut Hardiknas)

1 Mei 2011   14:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:11 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_104518" align="aligncenter" width="339" caption="google.com"][/caption]

Sekolah sekarang sunyi bapak

Tak usah lagi bertanya makna perbedaan

Tak ada suara lagi di sana

Kalau pun ada, itu suara keseragaman

sebagaimana pakaian seragam yang membungkus badan mereka

Tak heran jika anak kita seperti robot

Belajar tanpa empati

bertindak tanpa nurani

gampang digulung angin ke kanan ke kiri

sekolah sekarang sunyi ibu

tak usah lagi bertanya tentang pendidikan karakter

tentang pendidikan nilai

semuanya diganti oleh dominasi angka

seperti dalam rapor dan hasil UN yang berbaris rapi

meski dibaliknya tersimpan bangkai karakter

yang sudah ditikam mati

maka tak perlu heran

jika di rumah menjadi bos orang tuanya

jika di sekolah tidak santun sama gurunya

jika di masyarakat terasing keperibadiannya

jika di Indonesia tercerabut kebangsaannya

sekolah sekarang sepi bapak-ibu

tak usah lagi bertanya makna pendidikan

karena di sana setiap hari berlangsung transaksi bisnis

mulai sejak pejabat, yayasan, kepala sekolah, bahkan guru

sekolah sekarang sunyi saudaraku

karena guru sibuk mengajar bukan mendidik

karena guru sibuk mengontrol bukan mendorong

karena guru sibuk berkhotbah bukan memberi tauladan

karena guru sibuk menjejali bukan membangun inspirasi

karena guru sibuk menggunakan otak bukan hati

sekolah sekarang sunyi anak-anakku

sepi sekali

karena bapak dan ibu gurumu selalu dalam ujian

antara menggadaikan hati dan mempertahankan harga diri

ini bukan salahmu nak...

matorsakalangkong

sumenep, mei 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun