Mohon tunggu...
A. Dardiri Zubairi
A. Dardiri Zubairi Mohon Tunggu... wiraswasta -

membangun pengetahuan dari pinggir(an) blog pribadi http://rampak-naong.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Rp 1000 untuk Siswa Miskin, Mau?

10 Januari 2012   15:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:04 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13262095511354922360

[caption id="attachment_155125" align="aligncenter" width="560" caption="diunduh dari google"][/caption]

Saat menerima bantuan dari mas Mukti Ali untuk siswa yang tidak mampu di madrasah saya, pikiran saya terus melayang. Bisakah sebuah gerakan dimulai, misalnya penggalangan dana untuk siswa yang kurang beruntung itu?

Mendadak muncul dalam pikiran, bagaimana kalau digalang secara massif pengumpulan dana kemanusiaan 1.000 rupiah/bulan khusus bagi siswa miskin? Ya, ini langkah yang mungkin bagus. Apa susahnya sih 1000 rupiah/bulan disisihkan?

Tentu bagi penyumbang tidak perlu mentransfer uang 1000 rupiah tiap bulan. Biar praktis penyumbang langsung mentransfer 12 ribu untuk setahun. Saya membayangkan, jika ada 5 ribu saja dari 80 ribu kompasianer yang ikut gerakan ini, maka akan diperoleh dana 12.000 x 5.000 = 60 juta setiap tahun.

Mungkin jumlah ini relative kecil jika disumbangkan bagi siswa miskin yang jumlahnya pasti banyak di republic ini. Tetapi yang harus dilihat bukan pada jumlahnya. Lebih penting melihat prosesnya dan kesadaran untuk memulai gerakan, sekecil apapun yang kita bisa.

Angka 1.000 rupian per bulan menurut saya angka yang “rasional”. Maksud saya kebangetan jika diantara kita ada yang tidak bersedia menyisihkan 1.000 rupiah saja perbulan untuk membantu sesama. Saya berbaik sangka, pasti akan banyak yang ikut dan mendukung gerakan ini.

Cuma masalahnya siapa yang akan mengorganisir? Jika diorganisir oleh perorangan tentu sangat rentan akuntabilitasnya. jika dilakukan secara kelembagaan, pasti butuh kelembagan khusus yang harus didirikan lengkap dengan profile dan legalitasnya. Belum lagi siapa yang akan duduk dalam kelembagaan itu, menjadi masalah baru.

Saya menawarkan Kompasiana yang mungkin bisa mengorganisir. Hitung-hitung ini adalah bagian dari tanggungjawab kemanusiaan kompasiana dan kompasianer untuk terlibat dalam meringankan masalah-masalah kemanusiaan, khususnya beaya pendidikan bagi siswa tidak mampu.

Terus terang, jauh hari saya sudah menyentil (admin) kompasiana untuk tidak sekedar menjadikan kompasiana sebagai jejaring social dalam berbagi tulisan. Tugas sebagai pewarta warga saya pikir kompasiana sudah sukses. Saya justru mengajak kompasiana pada tindakan riil yang lebih menantang yakni terlibat dalam kerja-kerja kemanusiaan. Tapi sayang, rupanya kompasiana belum (atau mungin tidak) tertarik.

Sekarang saya menawarkan tindakan riil lagi, maukah kompasiana mengorganisir garakan Rp. 1.000 untuk siswa miskin? Jika sudah oke, baru kita lanjutkan diskusinya pada persoalan tehnis pengelolaanya, siapa yang berhak menerima, siapa saja pengelolanya, bagaimana mekanisme penyaluranya, bagaimana akuntabilitasnya, dsb.Satu hal yang harus diingat, kerja-kerja ini mengedapankan kesukarelaan (voluntarism). Jadi pengelolanya siap untuk tidak menerima honor.

Atau mungkin kompasianer punya pendapat lain?

Matorsakalangkong

Sumenep, 10 Januari 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun