Mohon tunggu...
A. Dardiri Zubairi
A. Dardiri Zubairi Mohon Tunggu... wiraswasta -

membangun pengetahuan dari pinggir(an) blog pribadi http://rampak-naong.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menebus Salah, Dahlan Iskan Hadiahi Tokoh Ini Buku

26 Maret 2012   06:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:28 2036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13327427551438779436

[caption id="attachment_170893" align="alignleft" width="250" caption="bookoopedia.com"][/caption]

Belakangan ini public begitu terpesona sama sepak terjang Dahlan Iskan. Dahlan yang saat ini menjabat Menteri BUMN seakan mengisi kekosongan bathin rakyat yang merindukan sosok pemimpin yang rendah hati, sederhana, tegas, humanis, pekerja keras, dan kaya ide.

Tapi tahukah Anda bahwa Dahlan Iskan merasa malu terhadap tokoh yang ia sangat kagumi, sehingga ia khusus menulis sosoknya menjadisebuah buku?Dialah Karmaka Surjaudaja, sosok pekerja tangguh yang saat ini berusia 74 tahun.

Dalam kata pengantar yang ia tulis di buku yang ia beri judul, Karmaka Surjaudaja : Tidak Ada yang Tidak Bisa, Dahlan mengakui rasa malu dan rasa bersalahnya. Penderitaan Dahlan akibat penyakit liver yang dederitanya dan pengalamannya membesarkan Jawa Pos Group yang ia pimpin, menurutnya, belum apa-apa diibanding penderitaan dan ketangguhan yang dialami oleh pak Karmaka.

Dahlan yang sukses mengganti hatinya –pengalamannya sudah ia tulis dalam buku Ganti Hati—secarafairmengakui penyesalannya. Ia menulis :

“Maka saya saya merasa bersalah. Mengapa saya menulis buku untuk diri sendiri, pada hal ada pengalaman orang lain yang lebih dramatis. Saya jadi merasa tidak fair kalau pengalaman hidup sosok seperti Karmaka tidak diterbitkan sebagai buku, sementara peminat buku saya melimpah. Saya tidak jujur pada diri sendiri” (hal. Xiv)

Inilah Dahlan. Sebagai seorang penulis ia jujur.Dan kejujurannya ia tebus dengan menghadiahi tokoh yang ia kagumi dengan sebuah buku. Dan ia tulis di tengah kesibukannya sebagai seorang mentri BUMN, di tengah “keterbatasannya” sebagai seorang yang sudah ganti hati. Tetapi bukan Dahlan namanya, kalau tidak bekerja keras.

Siapa Karmaka?

Buku ini secara detail mengisahkan Karmaka sejak ia berumur 10 bulan, terapung-paung di luas samudera ketika dibawa ibunya dari Tiongkok ke Bandung pada tahun 1935. Ke Bandung, ia dan ibunya ingin menyusul bapaknya yang lebih dulu berangkat (hal.8)

Setelah itu, buku ini susul-menyusul menyajikan kisah ketangguhan dan kerja keras Karmaka sejak kecil hingga ia mampu menikmati kerja kerasnya di masa tuanya. Dahlan menyebut, karmaka sebagai sosok pemberi pelajaran kepada siapa saja mengenai semangat kerja yang tidak kenal putus asa. Pemegang dan pelaksana amanah orang tuanya. Pemberi pelajaran tentang makna berkorban untuk keluarganya, adik-adiknya, karyawan, dan perusahaanya.

Salah satu semangat pantang menyerah ditunjukkan oleh Karmaka ketika diberi amanah oleh mertuanya untuk memmipin Bank NISP. Bank yang seharusnya hancur sehancur-hancurnya, di tangan Karmala NISP bisa tegak kembali.

Dahlan mengilustrasikan NISP ibarat kapal yang mau tenggelam. Tetapi Karmaka bisa mengapungkannya. Bahkan secara ajaib Karmaka bisa menghidupkan mesinnya. Menambahnya dengan bensin berupa darah, keringat dan air matanya, kapal NISP berhasil melaju dengan kencangnya (hal. 1). Bank yang asalnya terseok-seok, sebuah bank kecil di daerah, tahun 2008 masuk sepuluh besar bank swasta di Indonesia, dengan 360 buah cabang,, 500 ATM, 6.500 karyawan, 1.000.000 rekening nasabah, dengan asset sekitar Rp.30 triliun (hal.2)

Kisah Karmaka tidak selalu sedap. Ia pernah mau mencoba bunuh diri, tapi gagal. Tahun 1996 ia divonis segera akan mati. Salah satu dokter terbaik di Amerika bilang ia mengidap penyakit liver yang mematikan. Bahkan ia keliling semua rumah sakit terbaik di dunia dan dokter ahli liver, semuanya mengatakan ia tidak mungkin diselamatkan.

Tuhan menyanginya. Ia akhirnya mengambil keputusan melakukan transplantasi liver, yang waktu itu merupakan hal baru, tidak semaju sekarang. Ia sembuh. Sampai sekarang liver barunya masih baik.

Lima tahun setelah itu, ia kembali divonis akan mati kembali. Ia menderita sakit ginjal yang parah. Setelah itu mencapai tahap yang gawat yaitu koma. “semua orang mengira saya akan meninggal, bahkan foto pemakaman pun pun sudah disiapkan,” akunya. Tetapi lagi-lagi selama Tuhan tidak berkehendak, kematian tak akan datang. Ia sembuh setelah ke luar negeri lagi melakukan tranplantasi ginjal.

Tentang kebesaran Tuhan ia melukiskan dengan cukup indah,”saya yang pernah sombong kepada Tuhan, akhirnya mengakui kebesaran dan pertolongan-Nya. Sudah bunuh diri pun masih dihidupkannya. Sudah divonis mati dua kali karena penyakit berat pun masih diselamatkan-Nya. Sudah siap-siap dimakamkan pun diberi-Nya umur panjang.” (hal. 5)

Tidak itu saja, Karmaka juga pernah tiga kali menghadapi ancaman dan percobaan pembunuhan. Atas kuasa Tuhan ia juga lolos. Ia saat ini, dalam usianya yang 74 tahun, sedang menikmati kerja keras, keringat, dan semangat tak kenal menyerah yang ditorehnya tanpa kenal lelah. Kesuksesannya adalah anugerah Tuhan yang mencintai orang-orang yang bekerja dengan sepenuh raga dan jiwa.

Buku yang ditulis oleh Dahlan dengan renyah ini tidak saja kado buat Karmaka, tapi siapapun yang mau belajar ketangguhan dalam menyiasai hidup ini. Tak percuma Dahlan menyesal, karena buku ini dalam bulan pebruari saja sudah naik cetak tiga kali. Silahkan kompasianer memburunya.

Judul Buku : Karmaka: Tidak Ada yang Tidak Bisa

Penulis : Dahlan Iskan

Pengantar : Rhenald Kasali.,Ph.D

Penerbit: PT Elex Media Komputindo-Kelompok Gramedia Jakarta

Cetakan Ketiga 2012

260 Halaman

Matorsakalangkong

Suemenep, 26 maret 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun