Mohon tunggu...
A. Dardiri Zubairi
A. Dardiri Zubairi Mohon Tunggu... wiraswasta -

membangun pengetahuan dari pinggir(an) blog pribadi http://rampak-naong.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jalan Mulus untuk Pak Wapres

19 September 2011   14:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:49 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_132211" align="aligncenter" width="400" caption="okezone.com"][/caption] Mungkin sudah menjadi watak birokrasi pemerintahan, jika akan ada kunjungan pejabat pusat ke daerah –lebih-lebih presiden atau wakil presiden—semua infra struktur disiapkan nyaris sempurna. Seolah pejabat daerah tidak ingin melihat pejabat pusat kecewa. Lebih tidak mau lagi, kalau sampai dimarahi. Ini juga untuk menunjukkan bahwa pemerintah daerah serius menjalankan tugasnya demi rakyat.

Itu yang saya saksikan juga di kota saya, Sumenep, menyambut kedatanganwakil presiden, budiono tanggal 23 septemberyang akan datang (ada info kedatangan pak wapres ditunda).Kedatangan wapres ke sumenep, Madura,untuk meninjau proyek PNPM Mandiri yang dananya hasil hutang kepada world bank. Rencananya pak menteri akan diarahkan ke SMA 1 Kalianget dan sebuah TK di Gapura, kecamatan saya.

Wapres akan datang ke Sumenep dengan naik helicopter dan akan mendarat di lapangan udara Trunojoyo yang berlokasi di kecamatan Kalianget, 1,5 km dari jantung kota Sumenep. Lapangan udara yang menjadi tempat mendaratnya pesawat heli itu sekarang makin dipercantik. Kebetulan saya memang sering lewat di depan lapangan udara Trunojoyo ketika saya hendak ke rumah mertua saya.

Jalan di sekitar lapangan udara sudah lebih setahun ini rusak. Begitu banyak jalan berlubang, bahkan di sebagian ruas jalan seperti “kubangan kebo”. Yang paling parah terutama dari lapangan Trunojoyo menuju ke arah kecamatan saya, dimana wapres akan meninjau TK dalam kunjungannya nanti. Meski membahayakan bagi pengguna kendaraan bermotor, tetapi pemerintah daerah tetap “bodo amat”.

Nah, kemarin ketika saya lewat jalan itu, di kiri dan kanan jalan sudah mulai terlihat tumpukan batu. Berarti jalan akan diperbaiki. Saya langsung ingat, ah ternyata tumpukan batu ini memang disiapkan untuk memuluskan jalan pak wapres. Malu kan, jika mobil pak wapres yang katanya (entah benar entah tidak) pake mobil anti peluru melewati jalan berlubang dan sebagian mirip kubangan kebo ini.

Saya terus terang memperoleh manfaat dari kedatangan pak wapres. Seandainya tidak ada kunjungan wapres, mustahil jalanan akan diperbaiki bulan ini. Mungkin saya harus sabar menunggu setahun lagi jalan bisa mulus. Karena saya tahu anggaran untuk infrastruktur tahun ini sangat kecil karena dialihkan untuk menutupi program gratis PBB (pajak bumi bangunan), sebagaimana janji bupati ketika pemilukada, yang katanya sampai menghabiskan anggaran sebesar 150 milyar. Eh.. PBB gratis malah berakibat jalan berlubang lambat diperbaiki.

Sekali saya katakan, untung ada wapres mau datang. Tapi kadang saya juga sedih. Pemerintah daerah ternyata lebih cepat merespon kepentingan pejabat yang cuma sekali lewat jalan ini.Sementara rakyatyang setiap hari lalu-lalang di jalan yang membahayakan itu, meski bertahun-tahun jalan rusak, tetapi respon pemerintah daerah sangat lambat. Mungkin rakyat memang harus tahu diri, kepentingan pejabat harus didahulukan.

Tetapi dasar rakyat, di tengah hidup dalam keprihatinan masih bisa membuat joke. Katanya, “jika jalan rusak ingin cepat diperbaiki, maka tunggulah sampai pejabat propinsi/pusat datang. Lha kalau misalnya gak datang-datang? Ya… harap maklum.“

Melalui tulisan ini saya mau bilang, “selamat datang di Sumenep pak wapres, jalanan yang akan Anda lalui sebentar lagi akan mulus. Persoalan 3 bulan ke depan kembali rusak, ya rakyat sudah maklum.”

(mohon maaf saya tidak sempat mengambil gambar karena waktu saya buru-buru. Pada hal saya sudah bawa kamera)

Matorsakalangkong

Sumenep, 19 september 2011

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun