Mohon tunggu...
A. Dardiri Zubairi
A. Dardiri Zubairi Mohon Tunggu... wiraswasta -

membangun pengetahuan dari pinggir(an) blog pribadi http://rampak-naong.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Fenomena ABG: Di Rumah Manis, di Luar Nakal?

5 Maret 2012   13:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:28 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang sahabat saya curhat, betapa kaget ia ketika anaknya yang masih kelas 3 SMP suka ngetrek dan malah pernah mencuri bersama teman-temannya di sebuah warung. Pada hal menurutnya, dan saya tahu sendiri, anak itu terutama di rumah tidak pernah berbuat ‘reseh’. Meski di rumah punya motor bahkan mobil ia tidak pernah menyatakan ingin belajar mengemudikannya.

Saya tahu, ia dibesarkan dalam keluarga hangat. Keluarga yang selalu memedulikan anggota keluarganya. Komunikasi antar keluarga juga baik. Bahkan boleh disebut keluarga demokratis dimana setiap persoalan keluarga dilakukan dengan musyawarah. Anak juga memiliki hak untuk berbicara. Dalam keluarga ini tidak pernah terdengar ada kekerasan fisik maupun piskologis. Hubungan anak dengan orang tuanya demikian akrab dan hangat.

Ketika masih sekolah di MI, saya sering melihat anak ini bermain dengan sebayanya di rumah tetangga. Ia cukup ramah. Jika ketemu saya selalu bersalaman. Sepengetahuan saya, dengan teman-temannya ia tidak pernah bermasalah. Hasil belajarnya juga bagus. Tiap malam menjelang shalat maghrib, suaranya terdengar membaca shalawat di mushalla tempat ia mengaji.

Dari sisi pendapatan, keluarganya juga bagus. Tidak seperti kebanyakan orang desa, keluarga ini memberikan uang saku cukup untuk anaknya. Meski dari keluarga berkecukupan, saya tahu, anaknya bukan tipe ABG yang boros.

Saya sangat memahami kekagetan orang tua anak ini, ketika tahu anaknya ternyata gemar ngetrek. Bahkan mencuri barang di sebuah warung, tentu tanpa sepengetahuan pemiliknya. Begitu kagetnya, istri sahabat saya sampai sakit. Yang paling memukul bathinnya karena anaknya sudah mulai mencuri. Mencuri, sekecil apapun barang yang dicuri, telah terkait dengan hak milik orang.

Selidik punya selidik, ternyata sahabat saya ini menemukan akar masalahnya. Anaknya telah bergaul dengan adik kelasnya yang suka ngetrek. Mungkin pengalaman mencuri juga ia timba dari pergaulan dengan teman sebayanya.

Untungnya sahabat saya ini tidak panic. Dengan cukup bijaksana, ia ajak anaknya berdialog tentang prilakunya. Ia ajak diskusi anaknya tentang bahaya ngetrek bagi keselamatan orang lain. Ia ajak anaknya memahami bahwa setiap orang berhak untuk selamat di jalan raya.

Soal prilaku pencurian, sahabat saya bersepakat denngan anaknya (1) si anak harus meminta maaf sama pemilik warung dan mengatakan secara jujur bahwa ia telah mencuri barangnya, (2) anak itu akan mengganti barang yang dicuri dengan uang yang besarnya sepadan dengan barang itu, dan (3) dalam waktu yang sudah disepakati, sahabat saya akan menkonfirmasi kepada pemilik warung apakah anaknya sudah melakukan kewajiban pertama dan kedua sebagaimana yang ia sepakati.

Ternyata pendekatan bijak sahabat saya ini membuahkan hasil. Setidaknya sampai sekarang saya tidak mendengar lagi curhat tentang anaknya setiap kali saya bertemu dengannya. Dari kasus teman saya ini saya mengambil hikmah, manis di rumah belum tentu manis di luar rumah. Orang tua tetap memiliki kewajiban untuk mencari tahu informasi aktivitas anaknya di luar rumah, bersama siapa, dimana, dan apa yang dilakukan bersama teman-teman sebayanya. Ya begitu memang tanggung jawab orang tua, sebelum sesal di kemudian hari.

Matorsakalangkong

Sumenep, 5 maret 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun