Mohon tunggu...
A. Dardiri Zubairi
A. Dardiri Zubairi Mohon Tunggu... wiraswasta -

membangun pengetahuan dari pinggir(an) blog pribadi http://rampak-naong.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Begini Contoh Kebersamaan Merayakan Pancasila

2 Juni 2012   06:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:29 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_185207" align="aligncenter" width="448" caption="sedang praktek (dok pribadi)"][/caption]

Dalam suasana perayaan Kesaktian Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Juni kemarin, hari ini (2/6) masyarakat di akar rumput justru merayakannya dalam wujudnyayang riil. PCNU Sumenep –melalui Lembaga Kesehatan NU/LKNU—dan Gereja Kristen Indonesia Satelit Darmo Surabaya mengadakan aksi kemanusiaan berupa pengobatan gratis bagi 500 warga miskin di kabupaten Sumenep.

Dalam kegiatan ini, saya menyaksikan Pancasila tidak mati. Kebersamaan dalam perbedaan masih bisa dirajut. Indonesia yang dalam reaitasnya memang majemuk telah menyepakati Pancasila sebagai titik temunya. Pancasila dianggap sebagai bentuk final sebagai ideology kebangsaan yang diyakini akan menjaga anyaman kemajemukan masyarakatnya.

Kegiatan ini tak mungkin tercipta jika masing-masing pihak tidak menyediakan ruang yang memungkinkan ketemu. Rupanya ‘kemanusiaan’ menjadi kata kunci yang memungkinkan kerjasama ini berlangsung. Selalu ada titik temu dalam perbedaan tanpa harus mengorbankan perbedaan itu sendiri.

Kegiatan ini –yang dilaksanakan di kantor NU Sumenep ini—melibatkan 30 tenaga medis yang didatangkan oleh GKI Satelit Darmo Surabaya. Yang membanggakan rata-rata usia mereka masih muda. Sementara LKNU sebagai mitra yang menyiapkan akomudasi dan konsumsi serta menyiapkan 500 warga miskin juga diurus oleh kaum muda. kenyataan ini menepis anggapan bahwa kaum muda saat ini banyak yang careless. Tidak. Masih banyak anak muda yang peduli. Masih banyak anak muda yang tulus berbagi. Satu tanda, bahwa masa depan Indonesia tidak sesuram yang kita kira.

Saya menyaksikan mereka berbaur dalam aksi kemanusian. Mengangkat kursi, meja, obat, bingkisan, mendaftar peserta, dan menyiapkan ruang praktek secara bersama tanpa rikuh apalagi gagap hanya karena berbeda. Satu pemandangan yang menyejukkan di tengah konflik atas nama perbedaan yang masih terjadi di belahan negeri ini.

Kegiatan ini saya anggap sebagai siasat dari masyarakat akar rumput keluar dari perbincangan Pancasila di level abstrak. Atau dari praktek peminggiran Pancasila yang dilakukan oleh para elit melalui tindakan korupsi serta kbijakan yang abai terhadap rakyatnya. Boleh juga disebut kebersamaan merayakan Pancasila ini sebagai sindiran atas konflik social yang merebak dimana-mana. Ya semacam pengingat bahwa kita saudara sebagai sesama anak bangsa.

[caption id="attachment_185210" align="aligncenter" width="448" caption="warga sedang antri mendaftar (dok pribadi)"]

1338616410663684841
1338616410663684841
[/caption] [caption id="attachment_185212" align="aligncenter" width="448" caption="menungu pemeriksaan (dok pribadi)"]
1338616486396367226
1338616486396367226
[/caption] [caption id="attachment_185213" align="aligncenter" width="448" caption="kebersamaan dimulai dari tokohnya (dok pribadi)"]
1338616552431690230
1338616552431690230
[/caption] [caption id="attachment_185214" align="aligncenter" width="448" caption="masih muda-muda (dok pribadi)"]
13386166001166165313
13386166001166165313
[/caption] [caption id="attachment_185219" align="aligncenter" width="448" caption="tak canggung membangun kebersamaan (dok pribadi)"]
1338616984111034243
1338616984111034243
[/caption] [caption id="attachment_185220" align="aligncenter" width="448" caption="indahnya makan bersama (dok pribadi)"]
13386170531406522567
13386170531406522567
[/caption]

matorsakalangkong

Sumenep, 2 juni 2012

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun