[caption id="attachment_249769" align="aligncenter" width="420" caption="suasana audiensi Fokus dan BPS. dok. Fawaid. "][/caption]
Pada tanggal 11 Maret lalu, saya menulis di Kompasiana soal keganjilan data BPS Sumenep (baca, Aneh, Beginikah BPS Daerah Bekerja?). Tulisan ini sempat menjadi HL. Hingga tadi pagi tulisan ini dihit 1716orang, 55komentar dan 3 rating actual.
Tulisan saya pada tanggal 19 Maret ditanggapi langsung oleh Prayudho BJ, S.ST, M.Si, Kasi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Kabupaten Sumenep (Menjawab Fitnah Terhadap BPS Daerah). Tulisan Prayudho ini dihit 1304 dan 11 komentar. Tentang detail masalah yang dipersoalkan, silahkan pembaca mengklik langsung dua link di atas.
Saat ini yang lebih penting bagi saya mengklarifikasi dari mana sumber data dalam bentuk soft copy “Statistik Daerah Kabupaten Sumenep 2012” teman saya peroleh. Soal ini penting agar menjadi jelas, apakah saya memang tukang fitnah atau bukan. Soal pernyataan saya yang menyebut BPS Sumenep telah melakukan kebohongan publik (berdasar data soft copy yang saya peroleh dan ternyata berbeda dengan data hard copy bapak Payudho), secara jantan saya akui, saya tergesa-gesa. Karena itu, saya mohon maaf.
Cuma ijinkan saya mengklarifikasi di sini bahwa data soft copy BPS Sumenep yang “diduga” copas dari kabupaten Sampang itu diiperoleh teman saya dari pegawai BPS sendiri. Tadi malam teman saya, Fawai, secara khusus datang ke rumah saya menjelaskan kronologi diperolehnya data soft copy BPS itu. Teman saya ini siap untuk di-cross check.
Begini kronologinya :
Pada hari rabu, 13 Pebruari 2013, Fokus –perkumpulan ormas dan organisasi pemuda seperti Fatayat, Muslimat, Lakpesdam NU, dan PMII Sumenep yang konsen mengadvokasi hak kesehatan warga miskin (pengguna Jamkesmas)—melakukan audiensi ke BPS Sumenep.
Audiensi dilakukan sekitar jam 10.00-12.00 di ruang pertemuan BPS lantai 2. Dari Fokus yang hadir Ahmad Saheri, Ahmad Taufikul Aziz, Fawaid, Lia, Azhari, Ahmad Rofiki, Akmal, Mukhlis Ansori, dan beberapa orang lainnya. Sementara dari BPS yang menerima berjumlah sekitar 5 orang, minus Kepala BPS yang waktu itu ada kegiatan lain. Audiensi ini bertujuan untuk mengkonfirmasi data warga miskin yang sering kali tidak sama dengan data lapangan.
[caption id="attachment_249771" align="aligncenter" width="420" caption="pegawai BPS yang menyambut teman-teman Fokus ketika audiensi dok. Fawaid "]
Menurut Fawaid, Ketika audiensi di lantai 2 mareka melihat Data Sumenep dalam bentuk hard copy. Karena butuh mereka minta. Tetapi menurut pegawai BPS data hard copy-nya dicetak terbatas. Pegawai BPS menawarkan data Sumenep dalam bentuk soft copy-nya. Karena dianggap sama dengan hard copy-nya mereka mau. Data soft copy itu kemudian disalin oleh pegawai BPS ke flashdisk punya teman Fokus di lantai satu, ruang sisi kiri dari pintu masuk utama. Meja yang ditempati komputer sebelah kanan menghadap ke pintu ruangan.
Ketika tiba di kantor, alangkah kagetnya teman-teman Fokus. Ada keganjilan data di soft copy-nya ini. Di margin bawah tertulis “Statistik Daerah Kabupaten Sumenep”, ternyata di content justru menampilkan data kabupaten Sampang (lebih jelasnya dibaca Aneh, Beginikah BPS Bekerja?).
Menurut teman-teman Fokus, mereka siap jika diminta untuk klarifikasi soal sumber data Sumenep dalam bentuk soft copy yang mereka peroleh dari pegawai BPS sendiri. Bahkan teman-teman Fokus masih ingat pegawai yang memberi data soft-coy-nya. Teman-teman Fokus berkantor di Jl. Trunojoyo 295 Sumenep.
Inilah klarifikasi saya. Terserah kepada pembaca untuk menilai, apakah saya tukang fitnah atau tidak. Saya mohon maaf jika tulisan saya sebelumnya membuat terluka BPS Sumenep. Semoga tulisan saya semakin menjernihkan hati dan pikiran, bahwa kadang-kadang kita memang butuh refleksi. Sepahit apapun.
Terakhir, mohon maaf saya baru sempat membuat karifikasi saat ini karena dua hal. Pertama, karena kesibukan saya sulit bertemu untuk meminta klarifikasi kepada teman-teman Fokus yang juga sibuk. Baru tadi malam saya sempat ngobrol face to face dengan Fawaid, salah satu anggota Fokus. Kedua, sebulan terakhir ini saya sedang mendampingi istri yang sedang sakit. Jadi, tak ada niat saya cuci tangan dari masalah yang saya tulis.
Matorsakalangkong
Pulau Garam | 24 April 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H