Mohon tunggu...
A. Dardiri Zubairi
A. Dardiri Zubairi Mohon Tunggu... wiraswasta -

membangun pengetahuan dari pinggir(an) blog pribadi http://rampak-naong.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Blunder Kemensos Soal Relokasi Prostitusi ke Madura

25 April 2012   04:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:08 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13353306591228623878

[caption id="attachment_184143" align="aligncenter" width="560" caption="Ilustrasi Pulau Madura (wikipedia.org)"][/caption]

Madura bikin kesemsem Kementerian Sosial (Kemensos RI). Begitu terpikatnya ia, Madura akan dihadiahi program besar Kemensos, menjadi tempat relokasi prostitusi terbesar di daerah jatim. Suatu saat di daerah lain di jawa timur bersih pelacuran, karena semua –termasuk Dolly Surabaya—akan direlokasi ke Madura.

Dan… Madura yang dimaksud adalah daerah saya, kabupaten Sumenep, yang berada di ujung timur pulau Madura. Untuk sampai ke Sumenep, jika berangkat dari Surabaya, harus melalui 3 kabupaten lain yaitu Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan. Jarak dari Surabaya kira-kira 180 km.

Kenapa Sumenep? Jawabannya sangat mudah. Sumenep adalah kabupaten yang paling banyak memiliki pulau.Bayangkan, jumlah pulau yang dimiliki Sumenep 126 pulau. 48 pulau berpenghuni dan 78 pulau tidak. Saya saja yang asli Sumenepbaru menginjakkan kaki di 5 pulau. Berarti masih 121 pulau yang belum saya ketahui.

Isu Lama, Dibuka Lagi

Saya sebenarnya cukup lama mendengar isu ini. Dari mulut ke mulut isu ini menyebar, mesi tak jelas siapa yang mengibaskannya. Waktu itu saya menganggap isu ini sebagai sesuatu yang tidak serius.

Beberapa hari lalu isu ini makin seksi. Makin serius pula. Yang membikin serius Kementerian Sosial RI, kementerian yang saya tahu jatah PKS. Melalui Dirjen Rehabilitasi Sosial, Syamsuddi, relokasi prostitusi ke Madura seakan menjadi kebijakan resmi Negara. Bukankah omongan pejabat juga bisa disebut kebijakan?

Sepertinya Kemensos RI ingin meniru Malaysia, yang melokalisir prostitusi di sebuah kepulauan, Genting Hyland. Malah kemensos sudah mengadakan studi banding ke sana. Dengan melokalisir prostitusi ke pulau terpencil, dampak prostitusi ini tidak akan menyebar.

Dalam pandangan kememsos, salah satu pulau yang dianggap cocok yaitu pulau Kangean, salah satu pulau yang dimiliki kabupaten Sumenep. Ada lagi yang menyebut pulau Sapekan, pulau kecil tempat eksplorasi migas di sumenep yang habis disedot entah oleh pengusaha migas mana. Dua pulau ini memang sangat jauh dari daratan, butuh berjam-jam untuk tiba di sana dengan naik kapal laut.

Pasti Resisten

Pertanyaan saya yang mungkin mewakili suara orang Madura, kenapa relokasi itu harus ke Madura? Pertanyaan ini tidak bisa dijawab hanya dengan argument bahwa secara geographis Madura tempat yang cocok karena banyak pulau terpencil. Argument ini masih bisa diperdebatkan. Di samping ada argument sosiologis dan cultural yang tidak bisa diabaikan.

Betul bahwa pulau terpencil yang tidak berpenghuni banyak. Jumlahnya malah 78 pulau di Sumenep. Tetapi satu hal, letak yang pulau yang berpenghuni dengan yang tidak sangat dekat. Pulau-pulau tidak berpenghuni dengan mudah bisa diakses dari pulau yang berpenghuni. Jadi, fakta geographis bagi saya juga bermasalah.

Ada argument lain yang saya pikir pasti akan tinggi resistensinya. Yaitu argument sosiologis dan cultural. Madura selama ini dikenal sangat teguh menjalankan agama. Agama demikian mewarnai hingga bagian terdalam dari segenap kebudayaan masyarakat Madura. Boleh orang menyebut maling bagi orang yang profesinya maling. Tapi jangan sekali-kali disebut tidak Islam, karena pasti akan mengamuk.

Pentingnya agama dalam masyarakat Madura bisa dilihat dari jumlah pesantren dan madrasah. Di kabupaten Sumenep saja yang penduduknya sekitar 1 juta 100 ribu , jumlah madrasah sejak dari RA/TK hinggaMA sekitar 2 ribu. Ini belum pesantren dan tempat pendidikan alqur’an.

Jadi wajar jika media cetak di Madura rame menyikapi penolakan terhadap relokasi prostitusi ini. Bahkan sebagian ada yang menyikapi dengan penuh emosional.

Saya sadar, prostitusi sulit dihapus. Ia sudah setua peradaban manusia. Apalagi dalam konteks sekarang, dimana prostitusi muncul sebagai –maaf—industry. Dijajakan dengan penuh cerdik dalam balutan hedonism seksual yang menantang. Segenap titik libidonal digelitik agar terangsang. Ini semua bukan semata kesalahan perempuan dan laki-laki yang melacur, tetapi kesalahan kita semua

Tetapi bukan berarti kita semua diam. Usaha untuk mengurangi atau lebih ekstrem menghapus tetap harus dilakukan.

Cuma maaf, wacana relokasi prostitusi ke Madura saya pikir blunder Kemensos. Ia mewacanakan karena tak paham budaya masyarakat Madura.

Matorsakalangkong

Sumenep, 25 april 2012

Sumber bacaan:

  1. nuonline
  2. suarakawan.com
  3. centroone.com
  4. mediaindonesia.com

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun