Sudah tiga hari ini media lokal di Madura rame memberitakan merapatnya sebuah kapal asing di dermaga PT Garam Persero, Camplong, Sampang. Belakangan diketahui kapal Jip Sum asal India itu melakukan aktivitas bongkar muatan garam impor. Tak tanggung-tanggung banyaknya 9 ribu ton.
Hadirnya kapal asing dengan muatan garam impor sontak mengagetkan petani garam. Siapa yang memberi wewenang? Disperindagtam Sampang mengaku tidak tahu dan melempar wewenang itu kepada pemprov. Kewenangan impor garam adalah wewenang kanwil bea dan cukai Jatim. Lucu. Bisakah sebuah kapal asing merapat di satu daerah tanpa ada izin dari pemerintah daerah? Bawa barang impor lagi.
Petani garam geram. Di samping prosedur impor garam yang dilanggar, kehadiran kapal asing melukai petani garam. Memang, petani garam yang menyebar di 3 kabupaten (sampang, pamekasan, dan sumenep) baru saja mengalami kerugian. Faktor hujan yang terus-menerus membuat petani garam gagal panen tahun ini.
Belum lagi, garam impor itu langsung di turunkan di Madura. Madura yang dikenal sebagai pulau garam, malah dijuali garam. “Ibaratnya, warga Madura jualan kue, malah pemerintah datangkan kue ke Madura. Impor pula”, kata bupati pamekasan. Senada dengan bupati, Ketua Asosiasi Petani Garam Indonesia (APGI) Sampang, Gada Rahmatullah menyebut impor garam ke pulau garam merupakan hinaan. “masa kami produksi garam justru dijuali garam. Mestinya kami diberdayakan bukan dibuat tidak berdaya”, ungkap Gada.
Impor garam seakan mengubur janji pemerintah sendiri. Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, ketika datang ke sentra garam di pamekasan tahun lalu, mengeluarkan pernyataan, swasembada garam 2012.
Kekurangan garam konsumsi nasional pada tahun 2010 membutuhkan impor sekitar 300.000 ton. Selama dua tahun ke depan, Indonesia belum bisa lepas dari ketergantungan impor garam, baik untuk kebutuhan konsumsi (beryodium) sebanyak 1,4 ton dan garam industri sebanyak 1,6 juta ton.
Pemerintah menargetkan penghentian impor garam (konsumsi) pada tahun 2012. Pada tahun 2015 akan menghentikan impor produksi. Jika pemerintah serius seharusnya menyusun grand design bagaimana swasembada garam 2012 itu mau diwujudkan. Sehingga strategi dan langkah-langkahnya jelas.Apalagi panen garam tahun ini gagal.
Hal lain, petani sangat menyesalkan bongkar muat garam impor itu di lakukan di Madura, justru ketika petani baru mengalami kerugian besar akibat gagal panen. Bagi petani hal ini pukulan. Baru saja mengalami musibah, malah dikirimi “musibah” lagi.
Terahir, petani sangat hawatir impor garam itu overload. Jika ini terjadi bisa merusak harga garam lokal pada musim yang akan datang. Maka petani garam mendesak agar pemerintah (daerah) mengawasi secara ketat impor garam. Sehingga bisa dipastikan yang diimpor sesuai dengan kebutuhan. Karena itu, petani mendesak pemerintah (daerah) mengawasi secara ekstra sehingga nanti bisa tahu berapa jumlah garam impor dan untuk jangka pemakaian berapa bulan.
Jika pemerintah serius ingin mewujudkan swasembada garam 2012, langkah pertama menurut saya berdayakan petani garam.
Matorsakalangkong
Sumenep, 22 november 2010
Sumber tulisan : radar madura . foto kapal: google
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H