Usai sudah pagelaran akbar yang menjadi harapan tinggi pecinta sepakbola Indonesia. Ya Piala AFC U-19 sedang berlangsung namun apadaya Timnas kita tak berdaya dibabak fase grup awal AFC u-19. Digadang-gadang dan diharapkan akan lolos ke final piala dunia u-20, Evan Dimas malah gagal mengumpulkan satu poin pun di turnamen ini. Indonesia harus puas berada di dasar klasmen grup B AFC Cup 2014. Indonesia juga menjadi satu-satunya tim yang gagal mendapatkan poin di turnamen ini.
Di laga awal saat berhadapan dengan Uzbekistan, Garuda Jaya tampil cukup baik selepas dari ketegangan yang membuat mereka tertinggal 2-0 terlebih dahulu di 20 menit pertama. Passing dan kontrol pemain cukup baik di laga pertama meski pada saat itu Indonesia harus menyerah dengan skor 3-1. Partai berikutnya menghadapi Australia anak asuh Indra Sjafri sudah mulai kendor, Australia berhasil mematikan kecepatan yang menjadi andalan Indonesia dengan cara memperlambat tempo pertandingan. Alhasil Indonesia harus menyerah dengan skor 1-0 dan hasil itu juga yang memupus harapan Indonesia ke babak selanjutnya. Di pertandingan terakhir yang sudah tak menentukan Indonesia malah dicukur habis tim yang pernah kita kalahkan dua kali dalam ujicoba yaitu Uni Emirat Arab. Indonesia kalah dengan Thailand dan Myanmar yang berhasil masuk ke babak selanjutnya.
Inilah hasil dari tur-tur yang sering di lakukan oleh Timnas kita. Semenjak kemenangan heroik saat menghadapi Korsel, tim ini selalu di puja-puja dan dibebani harapan setinggi langit. Harapan yang sungguh sangat berat bagi sekelompok remaja yang semestinya sedang ingin bebas-bebasnya. Satu tahun menjalani pelatihan nasional tanpa bertemu sanak family ini sungguh sangat mengusik psikologis anak-anak muda ini. Selain itu pelatnas yang salah dari federasi kita juga menjadi faktor kegagalan u-19 di ajang ini. Tim ini hanya diberi latihan tanpa ada kompetisi yang meruncingkan mental berkompetisi mereka. Jenuh? Tentu saja Evan dimas CS tentu sangat jenuh dibebani latihan setiap harinya.
Ini bukan akhir dan semestinya ini menjadi pelajaran bagi tim pelatih dan juga federasi di negri ini. Pemain-pemain muda ini punya bakat yang istimewa dan jangan bunuh mimpi mereka jika memang ada tawaran dari eropa untuk mereka. Jangan sampai dia main di negri sendiri namun terlambat gaji. Itu sama saja membunuh bakat mereka. Jika federasi kita dapat mengkoreksi ini semua bukan tak mungkin Evan Dimas CS akan menghiasi headline koran-koran olahraga di eropa sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H