Mohon tunggu...
bocah angon
bocah angon Mohon Tunggu... -

Kanggo Sebo Mengko Sore

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Sekolah Tinggi Agama Islam Ibrahimy Genteng

4 September 2014   07:43 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:39 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan Tidak Menciptakan Produk Gagal

Musyawarah Mahasiswa (MUSMA) Republik Mahasiswa (REMA)

Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Sekolah Tinggi Agama Islam Ibrahimy Genteng

Mahasiswa Dibawah Bendera Revolusi

“tanpo ngeluat mendem sajroning bumi, mengkene ing tegesipun, ojo ngatonken ugo, marang kebecikane dhewe puniko, miwah marang ngamaliro, pendhemen dipun arumit”

“ganjaran agung kang menang lawan iblis, langkung dening adilubung, suwargone ing benjang, wus mengkono kersone Hyang Moho Luhur, perang lan iblis puniko sejatining perang sabil”

Sejarah Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peranan mahasiswa. Pemuda yang mempelopori perjuanganmerupakan motor baru dalam pergerakan sering lebih semangat dan lebih radikal. Sejak awal masa kebangkitan nasional tahun 1908 sampai pembentukan Orde Baru pada pertengahan tahun 1966, gerakan mahasiswa memegang peranan penting untuk mempelopori perjuangan tanpa menunggu perintah dari siapapun. Perkumpulan Budi Utomo yang diakui sebagai permulaan kebangkitan nasional yang didirikan oleh para mahasiswa STOVIA tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Sutomo menjadi penggerak dan pendorong kaum tua dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Hasrat persatuan dikalangan mahasiswa dibangun atas prinsip, asas dan tujuan dalam mewujudkan cita-cita luhur bangsa. Semangat nasionalisme juga menjadi tugu berkobarnya semangat perjuangan dalam membuka pintu gerbang kesadaran berbangsa. Jika seorang mahasiswa kehilangan atau gagal menjaga nilai-nilai luhur bangsa baik dalam segi social, budaya, agama, prinsip, asas, idiologi dan cita-cita kemerdekaan, maka mahasiswa harus malu dihadapan rakyat Indonesia. Meskipun mahasiswa digantung sebagai penjahat karena menentang pemerintahan yang tidak pro-rakyat, mahasiswa harus tetap bersuara dengan lantang dan tidak akan berhenti berjuang sampai keadilan ditegakkan. Mahasiswa dilarang mengambil keuntungan atas kemenangan golongan lain sehingga dunia akan tahu siapa kita dan apa yang kita lakukan. Beberapa kenangan para mahasiswa pejuang kemerdekaan Indonesia, mereka meyakini bahwa yang menempatkan tugas dan keadilan diatas rasa takut akan kesengsaraan dan kebodohan umat manusia merupakan salah satu contoh besar kehormatan dan kesetiaan terhadap negara. Kemudian yang ditawarkan kepada mahasiswa adalah rasa cinta akan keadilan, kebijaksanaan dan tidak akan tidur sampai negara berada dalam kedamaian.

Ketika Kolonialisme dan kapitalisme tidak dihukum, dunia tidak akan seimbang. Ketika yang salah tidak dibalas, langit akan menunduk malu kepada mahasiswa. Inilah catatan keberanian mahasiswa yang merupakan kebanggaan bangsa Indonesia dikala itu dan dikala ini. Adanya pergerakan mahasiswa adalah karena ingin memperbaiki nasib didalam segala bagian-bagian dan cabang-cabang tatanan masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa harus sadar bahwa berpegang teguh dalam mempertahankan kemerdekaan menjadi gelisah pikir bersama untuk mencapai keadilan dan kesempurnaan tanpa penindasan, tanpa penghisapan, tanpa imperialisme dan kolonialisme.

Mahasiswa sebagai bagian dari civitas akademika STAI Ibrahimy Genteng-Banyuwangi, maka mahasiswa yang terdidik dan terstruktur dalam kampus harus sadar bahwa dalam mewujudkan cita-cita kampus yang ideal hanya dapat dicapai dengan petunjuk Tuhan Yang Maha Kuasa, melalui upaya-upaya teratur, terencana dan berkesinambungan. Untuk mewujudkan cita-cita ideal tersebut, maka kami menghimpun diri dalam satu wadah yang disebut Republik Mahasiswa (REMA) STAI Ibrahimy Genteng dan berpedoman sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. REMA STAI Ibrahimy Genteng sebagai wadah dari generasi muda terdidik yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai organisasi internal kampus berusaha memberikan dharma bhaktinya untuk mewujudkan nilai-nilai kebenaran demi terwujudnya masyarakat kampus yang cerdas, adil dan makmur. Selain dari pada mewujudkan nilai-nilai kebenaran,REMA STAI Ibrahimy Genteng berperan aktif dalam menyiapkan mahasiswa yang profesional melalui proses pengkaderan. Dimana pengkaderan merupakan upaya pendidikan dan pewarisan nilai-nilai luhur melalui jalinan tali persaudaraan yang erat dalam masyarakat kampus demi terciptanya mahasiswa STAI Ibrahimy Genteng yang ulul albab.

Sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai kebenaran dan ke-profesional-an, makaMajelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) memandang penting untuk melaksanakan Musyawarah Mahasiswa (MUSMA) sebagai mumentum vital yang dikemas dalam tema “Menegaskan Kekuasaan: Menanamkan Kembali Konstitusi Organisasi Kemahasiswaan“ dan dialog public sebagai pembuka acara MUSMA dengan mengambil tema “Mahasiswa Bertanya, Kampus Menjawab“, yang akan dilaksanakan pada hari Senin s/d Selasa, 08 s/d 09 September 2014, bertempat di Auditorium KH. As’ad Samsul ArifinSTAI Ibrahimy Genteng-Banyuwangi. Kegiatan Musyawarah Mahasiswa (MUSMA) bertujuan merekontruksi keadaan dan pengaturan kembali kehidupan kemahasiswaan, dengan semangat perubahan dari mahasiswa dan dengan perkembangan syarat-syarat objektif melalui sidang-sidang yang membahas, merumuskan dan merekomendasi draft-draft untuk kemudian di sepakati bersama sebagai sebuah aturan dan pedoman pokok bagi organisasi intra kampus STAI Ibrahimy Genteng - Banyuwangi.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun