Mohon tunggu...
bocah angon
bocah angon Mohon Tunggu... -

Kanggo Sebo Mengko Sore

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rapat Tahunan Komisariat (RTK) tahun 2014

25 November 2014   04:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:56 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehadiran mahasiswa sejak tahun 1996 sebagai manusia aktivis dan akademis baik dilingkungan kampus maupun di ekstra kampus yang sama-sama meyandang gelar agen of change and agen of control peradaban menjadi eksistensi peran kreativitas mahasiswa. Secara tidak langsung kreativitas mahasiswa melibatkan ide jenius yang berarti sebuah daya misterius dalam menghidupkan aspek-aspek insani. Secara umum hal ini dapat memberikan kemampuan luar biasa hingga Mahasiswa dapat mencapai orisinalitas yang diinginkan dan dapat memberikan kontribusi baru yang berguna bagi kemanusiaan.

Dalam hal kemanusiaan, mahasiswa yang sekaligus menyandang tri darma perguruan tinggi harus menjadi kegelisahan pikir mahasiswa dalam kancah impementasi kreativitas pembangunan peradaban bangsa. Tri darma perguruan tinggi bukanlah istilah yang out of date, kadaluwarsa dan tidak bermakna. Istilah ini sangat akrab dan popular dalam percaturan perguruan tinggi. Dimulai pada tahun 1962 hingga sekarang, kata tri darma perguruan tinggi selalu dianggap relevan bagi kreativitas baik akademik maupun non-akademik Mahasiswa.

Organisasi PMII sebagai bagian dari bangsa Indonesia mengakui adanya ideology dan falsafah hidup bangsa yang terumuskan dalam pancasila. Sebagai organisasi yang menganut nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan, maka kewajiban bagi setiap kader adalah mengejawantahkan nilai-nilai tersebut dan berkewajiban mempertahankannya dengan segala tekat dan kemampuan, baik secara pribadi maupun bersama-sama. Sebagai organisasi yang mengemban visi dan misi intelektual yang berhaluan Ahlussunnah wal jama’ah, bertanggungjawab membebaskan bangsa Indonesia dari keterpurukan dan keterbelakangan kepada kemajuan perubahan zaman.

Oleh karena itu, yang perlu dibutuhkan dan perlu menjadi perhatian adalah konsistensi, kedisiplinan dan eksistensi gerakan. Berawal dari konsistensi diri dengan tekat kuat mengemban amanat organisasi yang dikemas dalam visi dan misi senantiasa menuntun kita kepada penempaan diri untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang besar dan berkualitas dalam menghadapi perkembangan zaman. Dalam penempaan diri didalam organisasi memerlukan kedisiplinan diri pada nilai, produk hukum maupun kepribadian. Disiplin pada nilai ditunjukkan melalui ketaatan pada seluruh nilai-nilai organisasi yang telah menjadi identitas kita selama ini. Kedisiplinan terhadap produk hukum ditunjukkan dengan menjalankan semua aturan organisasi yang telah kita sepakati bersama di forum-forum tertinggi, baik dari tingkatan rayon, komisariat, cabang, coordinator cabang sampai kepada tingkat nasional di pengurusan besar organisasi. Sedangkan disiplin kepribadian dapat diejawantahkan melalui konsistensi pola pikir yang terstruktur dan keteladanan tingkah laku yang mampu menjadi panutan bagi semua kader. Dengan hal ini diharapkan mampu memberikan kontribusi mahasiswa terhadap bangsa.

Berbicara tentang kontribusi mahasiswa terhadap peradaban bangsa, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) memberikan wadah perjuangan yang komitmen keislaman dan ke-Indonesiaan sebagai salah satu eksponen pembaharu bangsa dan mengemban misi intelektual dalam meningkatkan harkat dan martabat manusia. Selain daripada itu PMII merupakan salah satu organisasi pendidikan dan pengkaderan yang membantu mahasiswa untuk mencapai prestasi pendidikan yang maksimal selalu mengupayakan perkembangan self-esteem atau konsep-diri anggota untuk membentuk pemimpin-pemimpin yang revolusioner. Self-esteem akan menimbulkan sikap kritis, yang mana sikap kritis akan mendorong kepribadian kader untuk mencapai keberhasilan proses insani yang ulul albab.

Sebagai upaya mewujudkan kepemimpinan yang revolusioner, visioner, professional, inovatif dan tanggap akan perubahan, maka Komisariat Pergerakan Islam Indonesia (PMII) STAI Ibrahimy Genteng Cabang Banyuwangi memandang perlu adanya suatu kegiatan memilih ketua komisariat dan formatur melalui forum musyawarah tertinggi di tingkat komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Upaya ini dilakukan dilingkungan komisariat juga sebagai forum kewenangan dalam menyusun program kerja Penggurus Komisariat dalam rangka pelaksanaan program kerja umum dan kebijakan PMII. Forum musyawarah tertinggi di tingkat komisariat, kemudian disebut dengan Rapat Tahunan Komisariat, disingkat RTK, diselenggarakan secara seksama oleh anggota komisariat dan utusan-utusan rayon. Kegiatan Rapat Tahunan Komisariat (RTK) tahun 2014 dilaksanakan dengan tema “Mewujudkan Mental Pemimpin Revilusioner Yang Komitmen, Inovatif Dan Harmonis (KIH) Dalam Memperjuangkan Kreativitas Menejemen Perubahan (KMP)”melalui serangkaian Coffe Publig dengan tema “Ekonomi Kesejahteraan Publik Untuk Indonesia”. Upaya ini dilakukan tidak lepas dari proses kaderisasi dan keprofesionalan aspek estafet kepengurusan periode 2013-2014 menuju ke- 2014-2015. Hal ini juga merupakan formalisasi yang tinggi dalam membangun disiplin administrasi terhadap internal organisasi di tingkatan komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun