Mohon tunggu...
Harry Wicaksana
Harry Wicaksana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Just chill n relax

Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Nature

Balada Dunia Penerbangan di Akhir Tahun

7 Januari 2015   01:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:40 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ya... Musibah memang kuasa Tuhan, kita sebagai mahkluk ciptaan-nya tidak mungkin tahu Apa, Kapan, Dimana, Siapa yang akan terjadi musibah... Akhir tahun 2014 ini Tanah Air kita berduka atas insiden kecelakaan AirAsia QZ-8501 (28/12/14), kita semua doakan penumpang atau awak AirAsia dapat ditemukan jasad nya segera ter-identifikasi dan dapat dimakamkan oleh keluarga masing-masing.

Sampai sekarang ini saya pribadi masih belum paham dan mengerti apa kegunaan-nya pelampung dipesawat (???) dan pelampung ini selalu diwajibkan diperagakan oleh pramugari/pramugara... ya tentu semoga kali ini berguna karna mengingat lokasi jatuhnya AirAsia di lautan. Sepanjang tahun 2014 ini tahun kesialan (bala)-an nya bagi dunia penerbangan Malaysia... bertubi-tubi mereka dilanda musibah. Kalau alam semakin tahun tidak bersahabat saya usulkan dalam kurun waktu 10 Tahun mendatang disetiap maskapai pesawat disiapakan parasut bukan lagi pelampung.

Safety tools ideal-nya yaitu : Motor = Helm, Mobil = Airbag, Kapal laut = Pelampung, Pesawat terbang = Parasut. Iya toh???. Ide siapa yaaa kalo safety pesawat terbang itu pelampung... saya yakin dalam 10 Tahun mendatang akan ada inovasi pengunaan parasut semudah menggunakan pelampung... pramugari/pramugara cukup kurang dari 3 menit menjelaskan-nya.

Saya dikasih tahu (kebetulan sepupu saya seorang pilot) bahwa semua pesawat terbang dibuat dengan ratusan bahkan ribuan simulasi turbulen (kondisi cuaca ekstrem) maka dari itu harga pesawat sangat amat mahal. Normalnya kondisi pesawat bagus dan prima maka dengan kondisi cuaca paling ekstrem sekali pun seharusnya bisa dilewati oleh pesawat yang bersangkutan, apalagi model ter-anyar.

Karakteristik dan tipikal indon itu setiap dikasih ide apapun, jawaban-nya ialah “ora mungkin” J padahal saya yakin 10 Tahun mendatang akan ada inovasi pengunaan parasut pada pesawat terbang. Dihari ke- 2 pencarian oleh Basarnas ditemukan serpihan-serpihan dan jasad korban pesawat baru ditemukan (amat telat). Hmmm saya sudah jenuh mendengarkan pengamat-pengamat penerbangan yang ada di TV yang dibahas itu-itu saja... semuanya mengatakan kalo kondisi pesawat ialah good condition. Kalo sampai ada kejadian sekali lagi kasus tidak berfungsinya alat-alat navigasi pesawat kayaknya semua alat-alat tersebut harus di recall (pake cara kuno saja). Better than pesawat terbang sekarang menggunkan cairan yang berwarna pekat saat terjatuh ke laut, sehingga tim sar pun dapat menemukan pesawat dengan mudah.

Kakak saya sendiri tadi mesan tiket ke Singapore, ditawari AirAsia 850ribu... Kakak saya tidak mau... diambilah LionAir 1,6juta, ohmygod... ternyata sugesti itu mahal toh. Padahal kan Lion juga sudah “pernah’... dasar orang Indonesia cepat heboh cepat pula melupakan (hehehe). Setelah beberapa jam saya ingatkan lagi dia langsung mencari maskapai yang belum “pernah” pada akhirnya kakak saya memilih TigerAir, yaaa walaupun agak ribet booking tiket-nya. Ideal-nya kalo mau tenang (tidak stress) ketika naik pesawat telan lah antimo 2 biji... dipesawat lelap tidak mikir yang aneh-aneh, yang penting sampai tujuan dengan selamat. (tips saya).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun