Sampai hari ini masih banyak saja pendukung Jokowi yang menganggap bahwa Jokowi itu layaknya seorang ketua RT/RW, yang bisa disuruh harus ini itu seenak jidat. Jabatan seorang Presiden memaksa beliau “bermain” cantik karena ada banyak aspek yang harus “dilihat” yaitu dari sisi politik dan hukum harus selaras.
Anda boleh ngejudge Jokowi dipilih rakyat tapi anda harus tetap realistis tanpal parpol (partai politik) yang usung maka sekarang Jokowi masih “Gubernur” blusukan di Tanah Abang. Saya bukan mau ngajarin (sotoy) atau kasih contoh yang simple, dalam setiap rezim didunia pasti selalu ada kasus-kasus komplikasi, persengkokolan dll. Saya adalah fans berat film-nya HERO nya Jet Lee, falsafah seorang pahlawan sebuah negara pun harus rela mematikan ksatria sakti demi rakyat banyak. Semua langkah politik pemimpin negara yang baik kadang harus kita permisif dengan cara yang yang ‘tricky”... karena inilah the real life of politics.
Nabok nyilih tangan atau apapun juga namanya itu salah satu bentuk strategi Jokowi diawal, kalian terlalu rakus memaksa merasa paling berjasa. Menang tanpa perang, keluar tanpa keringat adalah nama-nama strategi yang dilakukan Jokowi dalam peliknya kasus BG, 10 Tahun kedepan bakal ada di Biografi-nya. Trust Me!
Jokowi banyak belajar dari kasus Gusdur disaat orang-orang parpol yang mendukungnya jadi presiden dikecewakan maka dengan mudah akan dihabisi. Penundaan pelantikan BG sebagai Kapolri adalah strategi yang sudah direncanakan sejak awal oleh beliau... ada space waktu agar BG dan KPK kelahi. Disaat BG dan KPK kelahi siapapun pemenangnya tetap Jokowi disamping itu beliau juga Clean dihadapan ketum parpol pendukungnya. Penundaan ini memberikan kesempatan kepada BG untuk melakukan langkah hukum atas penetapan tersangka-nya lewat jalur praperadilan, penundaan pelantikan BG ini juga memberikan kesempatan kepada KPK untuk bergerak leluasa memeriksa BG tanpa hambatan dari Institusi polri.
Jokowi memberikan slot waktu penundaan pelantikan agar peperangan BG dengan KPK bisa dipercepat... siapapun yang lebih cepat bergerak maka akan selamat. Semua ketum parpol sepakat kalau kasus BG ini politisasi KPK, maka Jokowi tidak mau kotor tangan... dia buang ke BG untuk buktikan di praperadilan, disatu sisi Jokowi hendak memberikan “pelajaran” kepada para pendukung nya, kepada KPK kalau “saya angkat Badrol*n jadi Plt anda pada teriak juga tidak?”. Ingat Wakapolri ini yang diangkat jadi Plt juga salah satu pemilik rekening gendut mirip kasus nya seperti BG hehehe... apa jadi tersangka juga???
Saya dukung KPK secara moral tetapi dalam kasus BG ini sikap dukungan saya akan makin cinta atau berkurang tergantung hasil akhirnya kelak. Jokowi mengandangkan Kabereskim agar tidak ada pihak lain yang memanfaatkan pengaruhnya untuk kuasai data-data rahasia lagi heheh... Jokowi tidak mau lagi ada pihak di internal polisi yang ikut bermain dalam pertempuran BG dan KPK ini, ini menyangkut pengiriman data. Karena jika nanti BG kalah dalam pertempuran nanti siapapun calon Kapolri yang diusulkan nasibnya bisa diperlakukan sama dari data reskrim.
Pokoknya sabar yaaa guys katanya ngaku relawan yang paling berjasa.. diprovok pendukungnya “tengga seblah” aja pada mau hehehe... mental oncom.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H