Mohon tunggu...
Tafrichul Fuady Absa
Tafrichul Fuady Absa Mohon Tunggu... -

Seorang aktivis di HMI Cabang Ciputat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ujian Nasional Sebagai Ajang Keberuntungan

19 Maret 2015   22:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:24 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

UJIAN NASIONAL SEBAGAI AJANG KEBERUNTUNGAN

Ujian nasional (UN) adalah ritual yang dilaksanakan setiap setahun sekali bagi siswa yang sudah mencapai titik akhir masa studinya. Yang menjadi target untuk melaksanakan ujian nasional adalah kelas VI SD sederajat, IX SMP sederajat, dan kelas XII SMA sederajat. Hal ini tidak lain adalah untuk mengukur kemampuan intelektual para siswa yang sudah mendapatkan pelajaran yang diberikan oleh sekolahnya masing-masing.

Hal ini membuat para siswa harus lebih giat belajar dari pada sebelumnya untuk mengingat apa yang sudah mereka dapatkan ketika duduk dibangku sekolah. Karena yang di ujikan adalah materi-materi yang sudah mereka dapatkan, yang tercantum dalam kurikulum. Hal ini pula yang menjadikan rasa takut tersendiri bagi para siswa yang melaksanakanya. Ketakutan mereka tak lain adalah ketika mereka membayangkan bagaimana perasaanya apabila tidak dinyatakan lulus oleh pihak sekolah.

Bagi para siswa yang sudah terbiasa belajar setiap harinya, mereka akan lebih giat belajar daripada sebelumnya. Lantas bagaimana dengan siswa yang tidak terbiasa ataupun sama sekali tidak pernah belajar dirumah, ataupun memperhatikan pelajaran di sekolahnya?. Hal ini membuat para siswa mengalihkan perhatianya bukan kepada belajar, melainkan dengan cara giat beribadah ataupun ritual-ritual yang sekiranya mendapatkan bantuan dari sesuatu yang transcendental (ghaib). Hal ini bisa dilihat ketika para siswa yang mau melaksanakan ujian lebih memilih untuk pergi ke makam sunan, ataupun wali, yang sekiranya bisa membantu mendoakan dirinya untuk mensukseskan ujianya dan dinyatakan lulus. Bukan hanya itu, tak jarang juga yang pergi ke dukun ataupun paranormal, agar diberi sesuatu yang bisa membantu dirinya untuk mengerjakan soal-soal ujian yang di ujikan.

Yang menjadi pertanyaan mendasar adalah apa tujuan di adakanya Ujian Nasional? Untuk mengukur kemampuan intelektual para siswa atau hanya tradisi budaya pendidikan di Indonesia saja?. Menurut hemat penulis, Ujian Nasional tak lain adalah hanya tradisi budaya yang ada di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya keberuntungan yang didapatkan ole para siswa yang merasa dirinya belum siap untuk melaksanakan ujian nasional. Dan tangisan para siswa yang merasa dirinya mampu untuk mengerjakan soal ujian yang di ujikan.

Pertanyaan kedua yang muncul dalam benak penulis adalah bagaimana ini bisa terjadi?. Yang menurut hemat penulis adalah karena masalah soal yang diujikan berbentuk ganda. Ini pula yang membuat para siswa dalam proses pengerjaanya lebih mengedepankan keberuntungan dari pada intelektual karena keterbatasan waktu yang di berikan.

Akan lebih efektif jika soal yang diujikan berbentuk essay, jika tujuan di adakanya ujian nasional untuk mengukur kemampuan intelektual para siswa. Kenapa essay? Karena soal essay adalah soal tentang pemahaman. Hal ini untuk mengukur seberapa paham para siswa dalam menyerap pelajaran yang sudah di berikan oleh sekolahnya masing-masing. Dan agar tidak dijadikanya soal ujian sebagai keberuntungan individu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun