Bismillah..
Semangat pagi sobat kompasiana yang saya cintai dan saya banggakan.. :)
Meski saya telat ngepost tulisan ini, tapi tidak apa-apa. Lebih baik telat daripada tidak sama sekali bukan? ;) tapi tentu jauh lebih baik lagi jika tidak telat.. hhe.. ^_^
Oke sobat, langsung saja ya.. kali ini saya ingin sharing tentang apa yang sudah saya pelajari dari Bapak Eko, owner Sinau Bimbel (bimbingan belajar). Beliau salah satu mentor saya yang luar biasa. Dari beliau saya banyak belajar sesuatu yang tidak banyak orang pikirkan dan lakukan.
Tidak sekedar bisnis, tapi beliau juga melakukan perubahan yang luar biasa. Pertama kali beliau membuka bisnis Sinau Bimbel yaitu pada tanggal 7 Juli 2011. Beliau merekrut karyawan dengan latar belakang mereka yang buruk, seperti pecandu, perokok, dan sebagainya. Sebelumnya mereka juga tidak ada yang memiliki kemampuan di bidang edukasi. Namun karena pak Eko melihat mereka bersungguh-sungguh ingin berubah, akhirnya pak Eko pun menerima. Kemudian beliau bina dengan baik hingga mereka berubah menjadi orang baik-baik dan memiliki keahlian di bidang edukasi khususnya matematika dan bahasa inggris.
Dulu ketika saya masih kuliah di Semarang, saya pernah bekerja menjadi tentor/ guru les anak SD. Saya mengajar semua mata pelajaran waktu itu. pada saat saya melamar di kantor bimbel, saya di test tulis, cara mengajar, serta interveuw. Alhasil meskipun jawaban tes tulis saya banyak yang salah, namun saya tetap diterima. Begitupun dengan yang lain yang waktu itu melamar bersama dengan saya. Saya pikir itu hanya formalitas saja. 2 hari setelahnya saya dapat info dari tempat bimbel saya tersebut bahwa saya dapat anak ajar 2 orang, seiring waktu saya memegang 4 anak SD untuk saya ajar. Namun yang membuat saya gelisah dan tidak nyaman adalah manajemen tempat bimbel saya yang sedikit kacau. Bagaimana tidak? seluruh tentor bekerja keras hampir setiap harinya mengajar, namun hanya mendapatkan gaji yang kecil serta tidak adanya pembinaan untuk para tentor. Jadi ketika tentor memiliki masalah dengan anak muridnya, ia pasti bingung bagaimana menyelesaikannya sendiri. Tidak ada yang memberi masukan. Dari situ saya mencoba untuk memberi masukan kepada manajemen agar diadakan temu rutin antar para tentor dan tim manajemen untuk membahas problematika dalam mengajar dan sebagainya. Temu rutin tersebut juga saya harapkan menjadi sarana mempererat tali silaturahim bagi kita juga. Namun sayang sekali anggota manajemen yang saya hubungi tidak merespon sama sekali. Akhirnya sekarang timbul masalah lebih kompleks lagi. Banyak tentor yang mengundurkan diri entah karena fee nya kecil atau karena banyak masalah dengan muridnya. Namun setiap minggunya murid baru bertambah terus, sehingga tentor yang tersisa kewalahan termasuk saya. Hingga saat ini setelah saya keluar dari bimbel tersebut karena harus pindah ke Jakarta dan kuliah di Kampus Bisnis Umar Usman, masalah bimbel tersebut masih saja sama. Masih seputar SDM itu-itu saja, sungguh amat disayangkan karena bimbel tersebut merupakan salah satu bimbel terbesar di Semarang.
Dari pengalaman saya tersebut, jujur saja saya jadi kurang percaya dengan bimbel manapun, bahkan yang sudah terkenal sekalipun. Namun, setelah saya mentoring langsung dengan owner Sinau Bimbel di Depok, pikiran sayapun terbuka. Tidak semua bimbel seperti bimbel saya! masih banyak bimbel yang berkualitas. Salah satu hal yang beliau pesankan adalah mempercayai karyawan kita, namun tidak boleh melupakan untuk membinanya secara berkelanjutan. Kita hanya boleh percaya dengan anak buah kita yang mau menjalankan apa yang kita minta, dan berhasil dengan baik.
Oke sobat, berhubung saya ada agenda lainnya yang cukup urgent, jadi saya stop dulu ya. Insya Allah saya lanjut lagi yang part 2 nya nanti malam. ditunggu ya sobat...
Salam,
Sahabatmu, Kiki Kamelia. ^_^
Â