Cucu, kau pasti menderita ketika lahir di bumi pertiwi ini
Langit tak lagi biru, Laut ? apa lagi ?
Pepohonan tak lagi ciptakan oksigen-oksigen kehidupan.
Tak ada sawah-sawah yang di tumbuhi padi lagi.
Tak sempat manusia-manusia biadap kini memikirkan mu.
Cucu oh cucu,
maafkanlah manusia manusia biadap itu
yang saat kau lahir sudah menjadi tanah.
Maafkan cu, maaf.
Kelak kau lahir tak ada jaminan-jaminan kesehatan,
jaminan - jaminan sekolah (lagi)
Manusia-manusia biadab tak punya hati itu telah memakan uang rakyat yang kelak untukmu cu, penebangan hutan besar-besaran,
banjir besar-besaran yang gila mewarnai berita media massa.
Cucuku, janganlah menangis jika kelak air bersih telah tiada,
karena telah tercampur dengan limbah-limbah yang tercipta saat ini.
Sungguh cu, aku kasihan pada kalian.
Aku sayang pada kalian.
pada sajak ini ku curahkan kekesalanku cu,
Cucu-cucuku siaplah tempur menahan hidup !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H