Mohon tunggu...
khairul akbar
khairul akbar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengalaman Guru yang Mengajar di Sekolah Terpencil

8 Mei 2015   07:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:16 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SMPN 2 Praya Barat Daya adalah sebuah SMP yang terletak di daerah pegunungan di Desa Batu Jangkih, Kecamatan Praya Barat Daya, Kab. Lombok Tengah , NTB. Saya mengajar Matematika di sekolah ini sejak tahun 2009. Sedikit saya gambarkan keadaan di sekolah kami, signal HP baru ada sekitar satu tahun yang lalu itupun terkadang ada terkadang hilang signalnya. Pada musim hujan kebanyakan siswa kami tidak memakai sepatu karena jalan menuju sekolah becek dan berlumpur, yang lebih parah lagi ada yang berenang menyebrangi sungai untuk mencapai sekolah.

Melalui tulisan ini saya akan berbagi pengalaman terutama kepada para guru di manapun berada. Yang pertama, pada setiap tahun pelajaran kami selalu menyediakan sebuah kelas yang kami beri nama kelas 6 1/2 (kelas enam setengah). Mengapa kami beri nama kelas 6 1/2, karena di kelas ini kami akan mengelompokkan siswa terutama siswa baru yang belum bisa baca tulis. Mungkin Bapak/Ibu guru heran apa mungkin ada siswa tamatan SD belum bisa baca tulis. Tapi inilah keadaan sebenarnya yang kami alami.

Di kelas 6 1/2 tersebut yang menjadi guru sekaligus wali kelasnya biasanya guru BK. Tugasnya adalah mengajar baca tulis siswanya sampai bisa. Oleh Kepala Sekolah biasanya diberi target sampai  3 bulan. Jadi siswa tersebut tidak akan mengikuti pelajaran di kelasnya (Kelas VII) selama dia berada di kelas 6 1/2 sampai siswa tersebut dinyatakan naik ke kelas VII.

Karena hampir setiap tahun pelajaran selalu ada siswa yang seperti ini, kami pernah mendatangi guru SD dari siswa tersebut dan menanyakan apa sebenarnya yang terjadi dengan siswa-siswa tersebut. Dari dialog yang kami lakukan dengan guru SD dari siswa tersebut, ternyata kebanyakan siswa-siswa tersebut duduk di bangku SD ada yang sampai 10 tahun, sudah 4 kali tidak naik kelas, jadi kata guru SD mari kita berbagi tugas dengan guru SMP, kami sudah membimbing 10 tahun, sekarang giliran anda katanya.

Puji Syukur kepada Tuhan YME, selama ini kami selalu berhasil membimbing siswa kelas 6 1/2 dengan rentang waktu 2 sampai 3 bulan, dan setelah itu siswa yang bersangkutan bisa mengikuti pelajaran di kelas yang sebenarnya yaitu kelas VII, bahkan ada alumni kelas 6 1/2 sekarang sudah menjadi anggota TNI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun