Mohon tunggu...
Dzatmiati Sari
Dzatmiati Sari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

fine, fun, friendly

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Untuk Kamu

1 Juli 2012   07:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:23 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam ku yang sepi, malam ku yang hambar dan malam ku yang selalu galau, sekarang telah hampir musnah dari peradaban. Aku bahagia. Yah walaupun itu pun masih mencoba mencari kebahagiaan dan menemukan letak kebahagiaan yang memang berasal dari dalam diri, bukan karena untuk menipu orang banyak tetapi karena aku haus akan kebahagiaan yang berasal dari dalam hati ku, aku merindukan keceriaan yang ada di dalam diri ini.

Semua yang pernah terjadi dengan diriku, baik itu manis ataupun menyakitkan sekalipun, tetap saja, cerita itu tidak akan pernah terhapus dalam buku diary hidupku. Aku bersyukur bisa merasakan yang namanya senang, sedih, sakit hati, patah hati, cemburu, iri, galau di sepanjang  malam dengan segala kegelisahannya dan semua sifat hati. Maaf,ga semuanya juga.

Aku bahagia sebelum bertemu dengannya, yah aku sudah bahagia sebelum aku kenal dirinya. Aku bahagia dengan segala kekurangan yang ada di dalam diri ku, aku bahagia dengan ke-oonan ku (kata orang), aku bahagia menyambut setiap hari-hari yang akan aku jalani,aku berusaha untuk bisa membagi setiap kebahagiaan dan keceriaan yang ada dalam diriku untuk setiap orang. Keceriaan yang aku beri ke orang-orang terdekat, bukan lah sebuat pretensi, bukanlah sesuatu hal yang diharapkan kan membawa aku menjadi orang yang selalu ingin dilihat orang dan di nilai yang baik, tapi karena hati ini ingin bebas membagi segala keceriaan yang aku punya ke setiap orang tanpa pilih-pilih.

Kebahagiaan yang aku punya bertambah disaat aku mengenalnya. Entahlah, terkadang aku merasa seperti orang bodoh yang lupa akan siapa aku, dan harus bagaimana diriku. Selalu berada di sampingnya adalah kebahagiaan, seperti seseorang yang memenangkan lotre, bicara dengan nya itu aku bahagia, seperti seorang ibu yang bertemu dengan anaknya yang hilang sejak 2 tahun yang lalu, menatap wajahnya saja aku bahagia, seperti aku tersiram air terjun yang berada di tengah tengah padag pasir, tetapi semua kebahagiaan itu takkan selalu bahagia disaat aku menyayanginya dengan sepenuh hati, rasa sayang itu terkadang menusuk hati, mengikis perasaan, tetapi akan kembali seperti semula lagi. Menyayangi dirinya adalah sebuah pengorbanan, seperti berada di dalam peperangan Israel dan Palestina, dimana kalau kita tidak kuat, kita yang akan mati di tengah pertempuran. Aku berusaha untuk memperjuangkan rasa ini, walaupun sakit, karena ternyata dia tak hanya menyanyi diriku. Dia menyayangi orang lain jauh lebih dulu dibanding diriku. Orang yang benar benar berbeda dengan diriku, bertolak belakang dengan fisik, dan sifatku.

Menyayangi nya itu seperti menelan obat. Walaupun pahit tapi akan membuat kita sembuh. Sama seperti aku, menyayangi kadang pahit tapi hati ku bahagia. Berusaha menampikan itu semua, tetapi hati menolak. Berusaha untuk tersadar pada kenyataan yang ada, tersadar akan perasaan ini, dan semakin aku sadar aku sayang padanya.

Seharusnya aku sadar siapa aku, bagaimana aku ini, dan seperti apa aku ini. pantaskah aku dilihat untuknya? aku hanya ingin bahagia, yah walaupun aku tau, di balik kebahagiaan ku itu ada sebuah virus penyakit yang menyakitkan. Hanya berbuat ikhlas yang aku bisa lakukan saat ini, hanya waktu yang akan menjawab segala apa yang aku rasakan, hanya waktu yang akan menunjukan jalannya, kemana aku harus berjalan dan berhenti. Yang aku percaya saat ini adalah, bersamanya adalah kebahagiaan, melihatnya adalah keceriaan, dan menyayanginya adalah sebuah kebanggaan. Semoga aku tidak akan pernah menyesal untuk merasakan hal seperti ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun