Mohon tunggu...
Dzatmiati Sari
Dzatmiati Sari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

fine, fun, friendly

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Wanita Pemimpi Itu Datang Dikawal oleh Serdadu Jarum Kepahitan

1 Juli 2012   06:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:23 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini sebuah kisah hidup dan percintaan seorang wanita di zamannya. Yah wanita pemimpi namanya, tapi kita sebut dia dengan sebutan “aku” . Perjalanan hidupnya biasa saja, tak ada yang lebih istimewa seperti apa yang dibayangkan,tak lebih membahagiakan dari apa yang diinginkannya. Tapi wanita itu menjalankan hidupnya dengan tanpa beban, membuat semua yang ada di depan matanya begitu ringan dengan keceriaan, jelas itu membuat hidupnya bahagia dengan sedikit apa yang dia punya.

Dirinya bukanlah bagaikan angsa cantik yang hidup didanau, dirinya juga bukan bunga anggrek yang mekar di kebun tetangga, dan sudah tentu dirinya bukanlah malaikat bersayap yang berasal dari surga Tuhan. Dia hanya seorang wanita pemimpi yang hidup sederhana dengan keriangannya.

Seperti yang tadi kita sepakati, sebut saja wanita pemimpi itu adalah “aku” dan sudah kiranya kita menggunakan kata “aku” tersebut.

Aku (wanita pemimpi) hidup dengan keluarga yang berbeda dari keluarga-keluarga pada umumnya. Rasa bentuk perhatian orang tua aku berbeda seperti yang lainnya, keseharian dan kehidupan aku dan keluarga  memanglah masih wajar pada umumnya, tapi ada bentuk yang lain di dalamnya. Dari segala macam perbedaan yang ada di dalam keluarga lah membentuk kepribadian aku yang berbeda. Banyak orang mengatakan aku berkarakter, aku unik, aku yang aneh, aku yang ceria, aku yang penuh dengan tawa,dan aku yang konyol dengan segala tingkah laku aku. Itu sepenggal hal mengenai aku. Dan ini lah cerita perjalanan hidup dan cinta aku..

Ketika aku dilahirkan disebuah kota dimana tempatnya tidak begitu indah dan tidak begitu tertata dengan letak rumah yang saling dempet,genteng yang saling bersentuhan di ujungnya dan tidak se indah perumahan-perumahan saat ini pada umumnya, keluarga aku begitu bahagia mendapatkan seorang anak perempuan yang mempuyai mata yang bulat dan cukup besar, dan hidung yang tidak terlalu besar pula. Kasih sayang orang tua yang diberikan kepada aku begitu tulus, sehingga aku menjadi seorang anak yang bisa dibanggakan di rumahnya, menjadi anak yang dibanggakan di sekolah nya, yah menjadi kebanggaan oleh keluarga aku karena bisa membawa prestasi ke dalam rumah kecilnya.

Waktu terus berjalan, ketika sudah pukul 2 siang tak dapat terulanglah pukul 1 tadi siang. Aku menjadi dewasa. Saat ini aku sudah duduk di perguruan tinggi. Kehidupannya sudah mulai agak berubah. Menjadi lebih baik dengan diimbangi kekurangan yang masih aku miliki.

Keceriaan masih menjadi tombak hidupnya, tapi suatu saat keceriaan itu goyah, karena aku datang ke kehidupan ini dikawal dengan serdadu jarum kepahitan. Jarum-jarum itu adalah penguji mental dalam dirinya, kepahitan menjadi pelengkap sempurnanya jarum-jarum itu. Cibiran orang-orang sekitar, gunjingan dan tatapan sinis yang menggambarkan ketidaksukaan dan kebencian mereka kepada aku menjadi jarum paling menusuk mentalnya. Aku harus bertahan dari jarum-jarum itu untuk mencapai segudang mimpi dalam hidupnya. Mimpi-mimpi itu bukan hanya sekedar mimpi biasa, mimpi itu yang menghidupkan segala keceriaan dan kegembiraannya. Mimpi baginya adalah kehidupan, keidupan yang memang tak nyata tetapi akan menjadi nyata jika dibangun dengan sebuah keyakinan. Aku mempunyai keyakinan membangun mimpi-mimpi nya walaupun dia tau, dia bukanlah orang yang cukup hebat untuk bisa mewujudkan semua mimpinya.

Dan, aku saat ini berada di dalam kepahitan. Semuanya dihadapkan di depan matanya. Tak ada yang dapat menguatkan dirinya kecuali dirinya sendiri. Dirinya yang sebenarnya rapuh dan teramat sepi harus membangun benteng kekuatan dalam dirinya untuk berlindung dari serdadu jarum kepahitan itu. Berjuang dan bertahan adalah hal yang harus dilakukannya, melangkah kedepan dan merasakan jarum kepahitan adalah sebuah pilihan. Sama seperti kehidupan cinta aku, dia harus bertahan dengan kondisi apapun, harus siap merasakan semua rasa yang akan dihadapkannya. Saat ini, aku berada di dalam perjalanan yang tak pernah dia ambil, mengambil langkah yang tak pernah dia tempuh, entah sampai kapan dia tetap berjalan, sampai kapan dia bertahan, dan entah sampai kapan dia bercerita panjang dalam perjalanannya, tetapi dia menjalankan semua itu dengan bahagia. Karena itu adalah salah satu bagian dari mimpinya meskipun aku tak tau sedang dimana dia berdiri dan berada saat ini dalam cintanya.

Hidup wanita pemimpi itu berasal dari sebuah mimpi, dia melangkah hanya untuk menghidupkan mimpi-mimpi itu meski serdadu jarum kepahitan selalu ada berada di setiap perjuangan menuju mimpi nya itu. Berusaha menjadikan serdadu jarum kepahitan adalah kawan untuk menemani perjalanannya menuju setiap mimpinya, menjadikan sebuah semangat tajam yang mendorong dirinya untuk terus bermimpi, untuk terus menjadikan mimpi itu hidup dan menjadi nyata.

Sebuah karangan sederhana dari cerita yang sederhana, ditulis dengan kebahagiaan, kejujuran, dan harapan. Bermimpilah terus wahai wanita pemimpi, bertahanlah dalam diri, jadilah kawan dalam kepahitan, tersenyumlah dan tetaplah pada keceriaan dirimu walau hantaman itu sangat menyakitkan. Terimalah sebuah kenyataan dalam hidup walau itu menggetarkan semangat mu. So, dream, believe and make it happen.

Salam,

Wanita pemimpi yang masih terus bermimpi dalam kepahitan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun