Tiga minggu sudah anak-anak belajar di rumah, sebagai bagian efek domino dampak dari covid-19. Berbagai problematika yang dihadapi oleh orang tua selama harus menjadi guru di rumah mulai bermunculan.Â
Dari masalah sebagai konsultan harus membimbing anak bila ada tugas dari sekolah, membangun karakter di rumah, mendisiplinkan anak, sampai mengatur jadwal kegiatan anak di rumah.Â
Ternyata tidak semudah membalik telapak tangan. Harus diakui meskipun itu anak kita sendiri. Dimana tidak semua orang tua mempunyai kemampuan dan ketrampilan bagaimana harus mendidik dan mendampingi belajar putra putrinya.Â
Mungkin ada sedikit kemunduran dari kemandirian anak untuk bagaimana dia harus menyelesaikan masalahnya sendiri di kelas, tapi sekarang merasa ada orang tua atau keluarga dan alat bantu akses internet yang memudahkan segala urusan.Â
Kedewasaan orang tua untuk menghadapi situasi seperti ini sangat diperlukan, sehingga ketika anak menghadapi rentetan tugas sekolah sebagai ganti belajar di sekolah tidak larut dengan emosi anak, sehingga tidak menambah beban anak.Â
Bahkan secara berlebihan untuk membela anak dan komplain pihak sekolah tentang beratnya tugas. Padahal tugas itu (mungkin) sudah terukur oleh guru. Oleh karena itu support orang tua diperlukan untuk membangun anak lebih confidence.
Inilah kita baru bisa merasa, sebetulnya menjadi guru itu sulit, bukan hanya semata urusan akademik tapi juga non akademik serta menjaga moral dan spiritual anak, kita bisa bayangkan yang mereka hadapi setiap hari adalah ratusan anak dari background yang heterogen, katrakter yang sangat ragam, lingkungan sosial yang multi kelas, dan sebagainya.
Sebagaimana tuntutan undang-undang seorang guru terlepas dari masalah administrasi yang harus diselesaikan sehingga menyita separo waktu guru dalam tugasnya.Â
Seorang guru harus memiliki berbagai kompetensi; seperti Kompetensi Paedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional dan Kompetensi Sosial.Â
Guru harus mempunyai kemampuan mengenal karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar, karena siswa memiliki karakter, sifat dan interest yang berbeda, disinilah kompetensi paedagogik dibutuhkan.
Teladan yang baik