Mohon tunggu...
samsul arifin
samsul arifin Mohon Tunggu... -

I'm just ordinary man, but I have extra ordinary dreams

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cinta Permen Karet Vs Cinta Pohon Pisang

24 Juni 2013   08:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:31 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedikit Berbagi. . .

Sudah beberapa menit berhadapan dengan sang kekasih lama – notebook tua, tapi pikiran ini serasa tak mau mengucurkan ide kreatif untuk melanjutkan menulis, ku coba pergi jauh melanglang buana ke masa lalu, mengorek-orek pengalaman untuk ditulis tapi rupanya masih juga belum beruntung. Tak apa... ku pandangi ruangan berantakanku, sebuah diding kamar bercatkan hijau daun muda bertempelkan lima lemari pakaian tak berkunci di sebelah utara, dibawahnya berjejerkan sebuah koper besar dan sedang yang didampingi buku-buku bacaan plus kertas-kertas, gantungan pakaian menambah suasana kamar yang sebenarnya luas tampak sangat sempit, namun aku kembali menggelengkan kepala “akhhhhhhh...... kemanakah engkau ide???” STAGNANT! Ya itu kata-kata yang tepat buat pikiranku yang ngandat, he he he. Allah hu Akabar – Allah hu Akbar.. tanda waktu masuk magrib itu mengusir kebingungan yang nongkrong sejak tadi di halaman depan otak ini. Akupun bergegas menuju mushola yang tak begitu jauh dari camp-ku, raungan motor perlahan mengeras tanda siap melaju dan tak lamapun aku merapat ke musola yang berjubelan jamaah – siap bermunajat kepada sang Khaliq.

Selang beberapa saat setelah aku beranjak kembali ke camp, aku putuskan untuk menyelami kembali ruang-ruang kosong berbingkai ide yang masih juga belum menyatu menjadi satu ide brilian, hingga akhirnya waktupun pelahan menggandeng ingatanku untuk pergi jauh ke beberapa hari yang lalu – saat aku asik membaca sebuah artikel tentang filosofi pohon pisang yang tak akan pernah mati sebelum menghasilkan buah. Wuzzz.... ingatan itu sekonyong-konyong menyuguhkan sebuah ide bak spageti bertaburkan irisan daging + saos dan keju yang berkepulkan asap diatasnya – panas, menggoda dan nikmat. “Ahaa.....” ungkapan yang spontan menyembul dari kedua bibirku tanda sebuah ide cemerlang tentang cinta dari sudut pandang filosofi pohon pisang dan permen karet. CINTA PERMEN KARET VS CINTA POHON PISANG itulah ide yang terproyeksi jelas dalam ruang pikiranku.

Langsung saja......

Menurut kalian jika ditanya, mana yang kalian akan pilih antara cinta permen karet atau cinta pohon pisang? Berdasarkan survey via FB beberapa hari yang lalu, kebanyakan koresponden memilih cinta pohon pisang, kemudian aku tanya, “kenapa?” sebagian menjawab “kalau cinta permen karet ntar di olor-olor, trus kalau udah nggak manis dibuat balon, abis itu di buang deh” kasian ya.... :D “trus kalau pohon pisang?” tanyaku penasaran “kalau pohon pisang mah g akan mati sampe pohonya berbuah, udah gitu langsung tumbuh lagi, buahnya enak, daunya bisa dijual atau untuk bungkus lontong, batangnya bisa dijadikan tali and banyak lagi deh..... intinya ngasih manfaat yang banyak banget, dengan kata lain simbol sebuah pengorbanan yang tiada henti”. Satu kata untuk para responden – SUPER.

Mari kita ulas. . . .

Cinta Permen Karet # entah ada angin apa, tadi pagi aku memutuskan untuk mencari udara segar di alun-alun pare kampung Inggris, dan setibanya disana aku menebarkan pandangan dari kedua bola mataku ke setiap zona alun – alun yang kebetulan dipadati dengan pengunjung – satu per satu ku abadikan momen itu dengan menjepret beberapa gambar, kaki ini pun perlahan menuntun raga seolah mengerti cara memanjakan kedua mata yang sedang mencari objek untuk di foto. Selang beberapa waktu mata ini pun menangkap sebuah objek yang membuat seluruh raga ini tertegun, ada gejolak dalam raga yang ingin melontarkan kata-kata peringatan pada dua sejoli yang memadu kasih ditengah-tengah keramaian, sejoli itu tampak seperti anak SMP, garis – garis wajahnya tampak masih sangat polos, dan yang membuat hati ini terusik adalah gadis itu ternyata berkerudung – dengan asik berjalan menapaki setiap jalan dengan bergandengan tangan seolah ingin mengatakan kepada semua orang yang ada bahwa “Kami berdua PACARAN, dia itu miliku dan aku miliknya” tak puas hanya bergandengan tangan merekapun saling bersuapan tanda sebuah ritual romantisme yang bagi sebagian orang cara itu mampu membuat langgeng sebuah hubungan pacaran. Serentak pemandangan itu membawaku pada sebuah pemandangan yang tidak jauh berbeda di beberapa tahun lalu – saat aku duduk di bangku SMA, saat itu ada seorang anak kompleks yang masih duduk di bangku SMP, anak itu setiap sore selalu berpergian dengan pacarnya, bergandengan tangan, dan berpelukan diatas motor merupakan hal yang biasa baginya ketika melewati setiap lorong jalan tempat aku dan tetanggaku tinggal – mungkin urat malu mereka perlahan mulai rapuh dan putus hingga suatu ketika, sebuah kejadian yang benar-benar menggegerkan kami ternyata berpangkal dari kelakuan tak senonohnya dengan pacarnya. Ia tak segan membuat sebuah video porno dari ponselnya, adegan-adegan yang dilakoninya sudah tidak wajar – membuat setiap mata yang menilik menggelengkan kepala. Hal itu benar-benar mencoreng wajah kompleksku, pasalnya setelah video itu tersebar luas sang laki-laki pergi keluar daerah untuk melarikan diri dan meninggalkan sang pacar. Sungguh malang nasib gadis yang masih belajar di bangku SMP itu, bagaimana tidak ia harus menanggung malu, dikeluarkan dari sekolah dan mengandung anak dari sang lelaki, nauzubillah.

Sudah banyak cerita seperti itu yang membanjiri kedua lubang telingaku, baik cerita yang berasal dari teman-temanku maupun cerita yang di-publish di dunia maya. Sebuah pertanyaan fundamental yang mencelat dari ruang otaku adalah “inikah yang dinamakan cinta jika HABIS MANIS SEPAH DIBUANG?” mari kita simak data berikut :

Kabag Evaluasi dan Monitoring Kesejahteraan Keluarga (Kesra) Provinsi Sumatera Selatan, Falahi mengatakan bahwa berdasarkan survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat 62,7 persen remaja sudah tidak perawan lagi. Hal itu disampaikan Falahi pada acara Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja, Senin(12/11/2012) di Hotel Bumi Asih, Palembang. (Tribunnews.com, Senin, 12/11/2012).

Menurutnya, hasil penelitian tahun 2008 tersebut menyebutkan bahwa dari 4.726 responden siswa SMP/SMA di 17 kota besar menunjukkan bahwa 62,7 persen tidak perawan, 21,2 persen mengakui pernah melakukan aborsi. “Perilaku seks pada remaja tersebut tersebar terjadi di kota dan desa pada tingkat ekonomi kaya dan miskin,”kata Falahi seperti dikutip dari Tribunnews.com

MENCENGANGKAN !!! data itu benar-benar mencengangkan, membuat setiap orang tua yang memiliki anak gadis menjadi sangsi kalau-kalau anak mereka tidak dapat menjaga diri mereka, dan dicampakan oleh laki-laki bejat yang tak bertanggung jawab. Lalu itu kah yang dinamakan cinta? TIDAK, sekali lagi TIDAK itu adalah NAFSU BERWAJAHKAN CINTA , habis manis sepah dibuang atau dengan kata lain CINTA PERMEN KARET.

Cinta pohon pisang # jika kita amati perilaku pohon pisang, maka akan kita dapatkan beberapa fakta menarik yang sangat mungkin untuk diambil hikmahnya.

1 # Pohon pisang tidak akan pernah mati sebelum menghasilkan buah. Apa artinya? Jika kita kaitnya perilaku pohon itu dengan cinta, maka perilaku itu merupakan simbol sebuah pengorbanan. Dinamakan cinta jika kita mampu berkorban, berbuat kebaikan, memberikan kebaikan kepada setiap orang disekililing kita – menjadi peneduh saat hujan maupun panas. Ini adalah konsep cinta kepada Allah, yakni cinta yang tidak terucap hanya dari kata-kata namun sebuah perbuatan yang real – menebarkan kebaikan bagi sesama hingga ajal menjemput semata-mata meraih ridho dari sang ilahi, bukan mencintai karna ingin memperoleh sesuatu, jika sudah mendapatkan lalu dilepaskan.

2 # Pohon pisang mempunyai sebuah inti di dalamnya, inti yang putih bersih, suci dan terjaga – terjaga oleh lapisan-lapisan yang saling berkaitan membentuk sebuah benteng yang mampu menghalagi segala bentuk keburukan yang datang dari luar. Begitupun CINTA, cinta itu suci dan harus dijaga kesucianya dengan benteng-benteng yang kuat, benteng keimanan kepada sang khaliq, benteng ilmu yang menuntun pada kebaikan serta benteng taqwa yang mencegah dalam berbuat kemungkaran.

3 # Jika pohon pisang itu mati setelah berbuah, maka pohon itu akan menumbuhkan beberapa tunas sebagai penerus pohon pisang sebelumnya, artinya adalah kebaikan yang berdasarkan CINTA akan terus mengalir walau nyawa kita telah berpisah dengan raga – kebaikan itu akan berbuah pahala yang tiada henti mengalir. Cinta yang tulus pada sang Khaliq dan sesama manusia memberi ketentraman dan kedamaian.

Jika demikian masihkah kita mau menerima CINTA PERMEN KARET?Tentunya tidak, cinta kita terhadap seseorang haruslah dibuktikan dengan keseriusan, sebuah ikatan yang halal – ikatan yang mampu menjaga kehormatan sesama pasangan, memberi ketentraman, kedamaian bukan malah sebaliknya – habis manis sepah dibuang seperti yang sering kita lihat di sekitar kita.

***

Matahari pagi itu kian meninggi tanda waktu berlalu dan berganti, ku lihat jarum termungil pada jam tangan hitamku menunjukan 08.30, tak terasa aku sudah menghabiskan waktu satu setengah jam berkeliling alun-alun. Sebuah pelajaran aku dapatkan di pagi itu – pelajaran yang membuatku semakin mendekatkan diri pada sang Pemberi Kehidupan untuk tetap menjaga syariat Islam. Alhamdullah...

#tambahkan opini anda untuk konsep cinta diatas#

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun