Mohon tunggu...
Rustam Bostan
Rustam Bostan Mohon Tunggu... -

Bekerja sebagai Staf Desa. ini alamat we-blog saya http://www.ipasang.penahijau.net/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sayang Kampung, Ifing Jadi Relawan Perpustakaan Desa dan Cafe Baca Sampulungan

26 Juni 2016   07:51 Diperbarui: 26 Juni 2016   09:03 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kusayangki kampungku, jadi saya pikir kalau tidak bertindak dari sekarang, saya mungkin akan menyesal nantinya. dan saya tidak mau itu terjadi"

Sampulungan, salah satu Desa yang ada di Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar dengan jarak tempuh kurang lebih 5 kilometer dari Barombong, Makassar. Desa tersebut, orang-orang banyak mengenalnya melalui kata "Wisata Pantai".

Di jantung Desa Sampulungan, telah berdiri sebuah bangunan kecil menghadap matahari membuka pagi. Bagunan itu awalnya adalah sebuah Pos Yandu yang jarang digunakan sebagaimana mestinya tetapi di akhir Desember 2015 kemudian bermetamorfosis menjadi Perpustakaan Desa dan Cafe Baca Sampulungan.

"Awalnya bagunan ini adalah Pos Yandu, tetapi kemudian berubah menjadi Cafe Baca Sampulungan" Tutur Ifing.

- Bisa dijelaskan Kronologi Pendirian Cafe Baca Ini?

Asal muasal diririkannya cafe baca Sampulungan adalah ide dari Sekretaris Desa  Sampulungan, Syamsul Rijal. waktu itu, Kata Ifing. Syamsul Rijal mengelola Perpustakaan Desa (Sebelum menjadi Cafe Baca) ini sendiri, namun sebagai sekretaris Desa dan Dosen, beliau sibuk dan waktu yang dimilikinya tidak bisa ia bagi. Akhirnya, kami pak Sekdes memanggil kami untuk membicarakan persoalan ini.

Hasil dari pembicaraan kami itulah, kemudian kita  membentuk pengurus dan memulai mencari biaya untuk membenahi tempat ini.

"Setelah dibentuk pengurus, kami kemudian memulai mencari dana untuk membenahi tempat ini, kami masukan proposal di Wisata Pantai, di Warga setempat dan di JICA. Dan sekitar bulan februaru 2016, kami berhasil merubah tempat ini yang mulanya Pos Yandu menjadi Cafe Baca" Kata Sarjana Psikologi UIT Makassar ini. Sabtu, 25 Juni 2016.

Sore sudah tiba di Desa Sampulungan, beberapa bagian langit perlahn berubah warna, dari biru cerah menjadi abu-abu yang kusam lalu perlahan menggelap.

- Kenapa Namanya Perpustakaan Desa dan Cafe Baca Sampulungan, bukankah makna keduanya sama, yaitu menyiratkan Aktivitas Baca?

Sebenarnya sebelum peresmian tempat ini, kami semua sepakat menamaninya Cafe Baca Sampulungan, namun pas peresmian bulan lalu, Kami menambahi Perpustakaan Desa sebelum kata Cafe Baca. Sebab, menurut pegawai Perpustakaan Daerah Kabupaten Takalar bahwa Cafe Baca ini adalah Perpustakaan Desa dan Milik Pemerintah sehingga Perpustakaan Desa harus dilekatkan di depan kata Cafe Baca. Jadi saya dan teman-teman akhrinya merubah namanya dari Cafe Baca Sampulungan menjadi Perpustakaan Desa dan Cafe Baca Sampulungan. Jadi Perpustakaan Desa adalah nama awal tempat ini, kit namai Cafe Baca karena selain ada buku yang bisa dinikmati juga tersedia Minuma dan Makanan yang bisa dicicipi.

"Jadi sebelumnya Perpustakaan Desa, lalu kita namai Cafe Baca dan namanya disempurnakan menjadi Perpustakaan Desa dan Cafe Baca Sampulungan" Lanjut Ifing yang ditemani 3 orang temannya.

- Apa saja kegiatan Perpustakaan Desa dan Cafe Baca Sampulungan? Apakah ada kegiatan lain selain menyajikan buku dan kopi? Bisa dijelaskan mungkin

Kita punya program lain, namanya Kelas Kreatif. Kelas Kreatif itu terdiri dari tiga kegiatan, yaitu Bahasa Inggris, Kelas Bahasa Jepang dan Kelas Berkarya. Kelas bahasa inggris adalah kelas belajar bahasa inggris yang kami bukan untuk warga dan anak-anak, ada teman-teman dari Makassar yang menjadi relawan pengajarnya.

Lalu kelas bahasa Jepang sama dengan kegiatan kelas bahasa inggris yang dilaksanakan satu kali dalam sepekan. Kemudian, Kelas berkarya adalah sebuah kelas untuk siapa saja terutama ibu-ibu rumah tangga yang senang berkreasi, membuat kue misalnya, souvenir dan kreativitas sebagainya.

- Apa yang membuat Ifing dan Pengurus lainnya rela menjadi relawan?

Awalnya saya sebenarnya berat hati menjadi relawan, soalnya saya juga mengajar di TK. tapi saya terinspirasi dari Emi, relawan pengajar bahasa jepang. dia memang dari Jepang dan sudah setahun lebih tinggal di sini. waktu Emi mengajar anak-anak di sini saya terus memperhatikannya setiap melewati tempat inilah, hati saya tersentuh dan rasa cinta kepada kampung saya inipun tergugah.

"Setiap kali saya lewat di tempat ini, ada yang menyita perhatian saya. akhinya saya sadar dan segera mengambil keputusan. Kusayang sekaliki kampungku. ndak mauka generasi mudanya minim pengetahuan, meskipun saya dan relawan lainnya masing-masing punya kesibukan tapi kami tetap konsisten menghidupkan cafe baca ini" Imbuh Ifing, guru TK berjilbab Biru Tosca.

-Apakah ada kesulitan yang dihadapi saat mengajar anak-anak atau warga mengikuti kelas kreatif?

Ia, mengajak anak-anak dan masyarakat untuk mengikuti kelas kreatif ini sangat susah, kami sebenarnya agak kewalahan, namun kami tetap percaya, lama-lama akan terbiasa dan semoga dari kebiasaan ini minat baca tergugah.

Sebelum sore meninggalkan kami di Perpustakaan Desa dan Cefe Baca Sampulungan, sebelum matahari benar-benar tenggelam Ifing melanjutkan pembicaraan.

"Kelas kretarif kami ini tiga kali dalam seminggu, Senin, Sabtu dan Minggu. namun hari-hari lainnya kami masing-masing relawan menyusuaikan waktu kami, beberapa orang dari kami adalah Mahasiswa sehingga tidak bisa menggenapkan waktu untuk tempat ini" Pungkas Ifing Fuji Sahmin, S.Psi. Ketua Perpustakaan Desa dan Cafe Baca Sampulungan.

Perpustakaan Desa dan Cafe Baca Sampulungan tiap hanya mendapat pengunjung sekitar 20 an orang, meski kebanyakan anak-anak semangat para relawan pengajar dan pengurus tak pernah menyurut.

Sampulungan, 25 Juni 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun