bloguedofranz.blogspot.com Tempo hari aku ngobrol-ngobrol dengan Orang Arab,biasa ditempat kerja kami,namanya Mr.Saleh usia 25tahun perawakan lumayan tinggi diatas 175cm. Saat ini bekerja di sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang kontraktor lumayan ngetop banget namanya syarikat B#n Lad#n,mirip dengan nama orang yang sering dikatakan teroris oleh media pro barat,dan memang sepertinya masih ada hubungan keluarga. Mr,Saleh baru bekerja di syarikah/perusahaan tersebut sekitar 8bulan dengan gaji yang cukup standard yakni 4500 sr/bulan@1sr= 3100 rupiah-an. Padahal beliau tamatan S1 lho,bagi orang arab denagn gaji standard segitu termasuk kecil,karena memang kebutuhan hidupnya berbeda dibanding para tki,kalau tki dengan gaji segitu sudah pasti miyah-miyah atau bagus banget. Setidaknya gaji segitu mereka dengan kesadaran sendiri umumnya harus mengasih orang tuanya minimal 500sr + 500sr bagi ayah dan ibunya setiap bulannya,karena masih numpang tinggal dirumah ortu. Beda lagi jika tinggal misah atau ngontrak sendiri,yang jelas akan sangat tipis jika sudah menikah dan mengandalkan gaji segitu,karena biaya ngontrak rumah di Jeddah cukup mahal setahun bisa 22-24 ribu/sr ini yang standard lah dengan kamar tidur dua, ukuran cukup luas sih bisa 6x6m plus dapur dan kamar mandi serta ruang tamu.itu baru biaya ngontraknya saja.belum biaya untuk nyicil beli mobil,pulsa net,makan dll. Makanya beliau gelisah dengan gaji segitu,ketika saya pancing agar melamar kerja di hukumah/pemerintahan/PNS,beliau menjawab sedang berusaha mendaftar kesana tapi belum ada panggilan. Ketika saya ajukan agar memilih kerja sebagai askari/tentara marine angkatan laut,karena umumnya kerja di sektor ini gajinya besar jika masih baru dari info orang arab yang kerja di askari AL.gaji orang yg baru kerja sudah diatas 8000 sr/bln,apalagi body Mr.Saleh termasuk tinggi. Tapi jawab beliau sangat mengejutkan,katanya beliau tidak mau kerja jauh dari orang tuanya, "Ana suhul ifghoh garib Baba-Mama/saya mau kerja yang dekat dengan Bapak dan Mamanya" "Less..?/Mengapa?'" "Maa ifghoh"/tidak mau..beliau menyatakan ingin hidup dekat dengan kedua orang tuanya,alasanya karena kedua orang tuanya sangat menyayangi dirinya,jadi andai dapat kerjaan dengan gaji besar sekalipun tapi kalau jauh dari orang tua,beliau menyatakan keberatan. Memang cukup banyak,orang arab yang ingin hidup selalu dekat dengan orang tuanya,bahkan ada yang sudah menikah mereka tidak mau jauh dari Baba dan Mamanya,sepertinya ada kebahagian yang luar biasa saat mereka bisa berbagi rejeki dengan orang tuanya walau hanya sedikit saja. Mungkin karena mereka dididik dengan kasih sayang yang luar biasa dari orang tuanya,makanya mereka enggan berpisah dengan ortunya,bisa juga karena selama ini sudah begitu nyaman dan dibesarkan dengan kondisi yang sempurna dari ortunya,kondisi sempurna maksdunya segala sesuatu sudah tersedia,mau sekolah gratis dari pemerintah saudi,mobil punya makan ada pakaian juga tidak perlu mikir banyak untuk mendapatkannya. Memang kebanyakan orang arab(arab GCC) hidupnya simple dan sempurna,mulai dari lahir,membesar dan sekolah hingga mencari kerjaan dan berumah tangga seolah sudah teratur dan tidak banyak riak atau tantanganya seperti di negara kita atau negara barat sekalipun. Satu lagi kebanyakan orang Arab,jika tidak terpaksa karena tugas kerjaan mereka enggan jauh dari ortunya,bahkan yang kuliah jauh di LN sekalipun jika waktunya libur tiba mereka akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk bisa liburan kembali ketanah air mereka/Saudi Arabia. Ada juga kisah pemuda Arab yang diajak Baba dan Uminya liburan ke rumah pembantunya di Madura,saking lamanya tuh prt bekerja dengan majikan sehingga sang majikan sampai ingin tahu rumahnya di Madura dan membantu bikin rumah +nyumbang untuk Masjid segala. Hanya saja si Baba sudah sepuh dan jalannya juga sudah tidak kuat jauh,jadi saat liburan ke Madura dihabiskan di sekitar rumah Pembantunya saja,bagi si anak tersebut walau tidak betah liburan di kampung prtnya tapi di betah-betahin menemani kedua orang tuanya duduk di Madura. Hal ini disampaikan ketika akan liburan lagi ke Indonesia,dan planingnya tidak dengan Ortunya,beliau mengatakan tidak ke Madura tapi ke tempat lainnya. Bukan wisata di Madura tidak bagus,hanya saja Baba/Ayah beliaulah yang tidak mau keliling ketempat wisata di Madura,karena kondisinya sudah sepuh dan sulit untuk bisa berjalan jauh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H