Tadi sore saya ngobrol-ngobrol dengan TKI yang baru cuti dari Tanah Air sebut saja namanya Mas Kholil,tepatnya dia cuti ke kampung halamannya di Madura Sono,selama 50hari. Sudah lama saya tunggu-tunggu kedatangan dianya,bukan nunggu oleh-oleh atau apa,hanya menunggu ingin tahu perkembangan tentang wacana penghapusan KTKLN dari pemerintahan Jokowi,penasaran saja karena sejak statement yang diucapkan oleh Presiden Jokowi tantang rencana penghapusan KTKLN,tapi hingga sekarang tidak jelas kabar beritanya.
Makanya saya penasaran banget dan ingin tau langsung dari sumbernya/tki yang baru mudik ke Tanah Air,soalnya selentingan dan kabar burung tentang KTKLN sangat santer hingga sekarang..ada yang ngomong,gak bikin KTKLN tidak apa-apa..di Bandara aman-aman saja,ada yang bilang tetap harus bikin KTKLN karena belum melihat pengumuman secara resmi baik dari Depnaker maupun BNP2TKI. Makanya aku penasaran banget,ya namanya TKI sebel saja jika mau cuti cuma beberapa hari harus disibukan bikin KTKLN mana jauh lagi tempatnya,buang-buang waktu saja.
Ternyata rasa penasaran saya harus berbuntut kecewa setelah mendengar langsung sumberya dari Mas Kholil yang baru saja mudik ke Madura,Mas Kholil sama sepereti TKI lainnya pada umumnya,walau Presiden Jokowi sudah menginstruksikan dihapusnya KTKLN,pada prakteknya di lapangan para TKI tetap saja membuat KTKLN karena memang takut dan tidak mau berurusan panjang nanti di bandara.
Siapa sih yang tidak takut jika penerbangannya terancam atau dibatalkan hanya gara-gara tidak bikin KTKLN? Kembali ke Mas Kholil dengan berat hati dianya tetap membuat KTKLN di Surabaya,jika memang benar KTKLN sudah dihapus seperti himbauan Presiden Jokowi,mestinya BNP2TKI tidak melayani pembuatan KTKLN,nyatanya ini tetap melayani pembuatan KTKLN,jadi kesimpulannya himbauan Presiden Jokowi selama ini hanya angin lalu saja,alias tidak serius. Sebelnya sewaktu di Bandara Soetta..KTKLN Mas Kholil tidak ditanyai sama sekali oleh petugas Imigrasi Bandara,jadi memang makin tidak jelas antara statement Presiden Jokowi dan anak buahnya/para mentri dan ketua BNP2TKI.
Jika mengurus yang beginian saja tidak tegas..apa jadinya ngurus hal-hal yang super urgent,seperti mengurus negara Indonesia,jangan-jangan semuanya hanya untuk coba-coba saja.alias wacana saja. Akibatnya nasib rakyat ini(TKI) tidak jelas,terpaksa harus keluar uang dan waktu serta tenaga hanya untuk mengurus kartu s*tan yang bernama KTKLN. Kenapa disebut kartu S*tan?karena memang hanya menuh-menuhi dompet buluk para TKI di LN serta jika tidak bikin,terjadilah keribuatan yang berbuntut terkadang terjadi pemerasan terhadap TKI,selebihnya tak berguna apapun selain jaga-jaga takut ditolak terbang sama petugas Imigrasi Bandara Soetta.
Semoga Presiden Jokowi,jangan cuma berwacana saja seperti yang sudah-sudah,tapi tindakan nyata untuk membereskan birokrasi yang tak berguna macam pembuatan KTKLN ini,ganti saja mentri dan ketua BNP2TKi jika ternyata gagal menjalankan tugas yang sudah di berikan oleh Presiden Jokowi. Andai saja Prabowo yang jadi Presiden bisa jadi,jika Instruksi Probowo tidak didengar oleh mentrinya bisa-bisa ASBAK melayang ke jidat mentri terkait...nah ini..Jokowi sepertinya terlalu manja dan lembut..gampang dikadalin sama anak buahnya tapi diam saja.
Contohnya ya wacana penghapusan KTKLN,sampai sekarang nasibnya tidak jelas dan hanya membuat TKI yang mau cuti pada kebingungan antara mau bikin atau tidak,jika tidak bikin takut di cancel sama petugas Bandara,jika bikin Presiden Jokowi sudah pernah berucap..untuk dihapus,tapi prekteknya dilapangan tetap dilayani pembuatan KTKLN,hingga detik ini,seperti yang dituturkan teman saya yang baru pulang cuti ke Madura.
Tapi aku sih pesemis aje..namanya TKI,bisa jadi dianggap tidak penting oleh Pemerintahan Jokowi,apalagi saat ini Jokowi lagi disibukan urusan pencalonan Kapolri BG..yang diduga terkait rekening gendut oleh KPK..jadi..ya begitulah...pasrah aje..teriak-teriakpun tetap saja dianggap angin lalu,sudah nasib jadi wong cilik dan TKI dari negara yang bernama Indonesia. Wassallamah..!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H