Mendengar petikan bahasa ( dalam logat jawa ), piye kabare, enak jamanku to, yang kini sering muncul ditengah-tengah masyarakat indonesia , dan menghiasi dibeberapa media sosial, kita pasti ingat beberapa tahun silam pertama didengungkanya reformasi Mendengar kata reformasi, sepontan kita akan ingat peristiwa lima belas tahun silam, sebuah peristiwa yang mengerikan dan membawa Republik kita nyaris berada dititik nadir, sebuah kejadian yang memporak porandakan jakarta sebagai ibu kota negara, dan diikuti hampir seluruh kota kota besar dinegara ini terjadi kerusuhan sebuah aksi pergerakan sosial yang dimotori mahasiswa, yang berujung pada pergerakan masal mayarakat yang liar hingga menyebabkan penjarahan terhadap toko toko, bahkan menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit, baik dari kalangan mahasiswa, aparat dan tentunya masyarakat yang sesungguhnya tidak mengerti apa yang terjadi sebuah pergerakan yang diikuti hampir seluruh elemen dan lapisan masyarakat terjadi , sebuah anti klimaks pada kejemuan yang memuakan, sudah barang tentu semua orang tahu sebab musababnya, tidak lain adalah Rezim Orde baru, sebuah Rezim yang berkuasa selama 32 tahun, dengan pemerintahan yang otoriter, pimpinan jenderal bintang lima the smiling jenderal, dialah ” SOEHARTO” seorang penguasa yang pandai menyembunyikan prilaku kejam dibalik senyumnya, seorang penguasa yang hanya menggunakan telunjuk jarinya untuk menghilangkan orang dari muka bumi….sebuah pemaksaan pencitraan dengan memaksa orang menganggukan kepalanya, dan masih banyak lagi masalah yang dihadapi negeri ini, mulai dari hukum , ekonomi, dll dari itu semua yang kita ketahui bersama asal muasal kaum yang mengaku cendikiawan menggelontorkan kata ” reformasi untuk negeri kita ” sebuah gerakan pemaksaan perubahan dari Rezim yang sudah tidak mungkin lagi untuk melanjutkan tiraninya, tapi sadarkah kita bahwa Gerakan Reformasi telah berhasil ? saya berpendapat bahwa gerakan Reformasi 1998 telah berhasil….yaahhh berhasil ” MENUMBANGKAN REZIM ORDE BARU “ dan melengser keprabonkan soeharto dari singga sananya, namun gagal dalam mereformasikan Republik Indonesia, dari keterpurukan utang nasional, kemiskinan, hukum yang amburadul dan ancaman beberapa wilayah otonomi yang menuntut kemerdekaanya, dan hengkang dari NKRI….sedih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H