Mohon tunggu...
Juni
Juni Mohon Tunggu... -

PNS yang berusaha untuk jujur

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

APPI..... oh.... APPI

12 April 2012   03:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:44 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Selamat siang para kompasianers semua, ini tulisan kedua saya di forum ini yang kembali menyoroti peran APPI dalam menyelesaikan kisruh PSSI. Awalnya saya berharap banyak kepada APPI, tetapi setelah melihat tayangan Mata Najwa semalam saya jadi pingin ketawa melihat jawaban TA (yang lugu : lucu dan gagu) muter-muter kayak gasing, njlimet bikin mumet dan lucu (gak ada bedanya nonton Stand Up Comedy).

Sebenarnya saya menunggu ketegasan Presiden APPI (Ponaryo) dalam acara tadi malam, tapi saya jadi kecewa karena sikap APPI tak jauh beda dengan sikap pemain-pemain lainnya, yang cenderung pasrah dan menyerahkan kisruh ini kepada pengurus, baik PSSI maupun Klub. Padahal (mungkin Ponaryo gak sadar) mereka mempunyai power (nilai tawar) yang cukup besar untuk membantu menyelesaikan permasalahan ini.

Ponaryo mengatakan (kalau saya gak salah persepsi) bahwa perpindahan pemain baik dari ISL ke IPL atau sebaliknya tidak membawa pengaruh terhadap permasalahan PSSI saat ini, jelas gak pengaruh lah, wong yang pindah cuma beberapa orang saja. Sekarang misalkan semua pemain sepakat untuk memboikot atau mogok bermain sampai dengan masalah ini selesai, bisa kita bayangkan apa yang terjadi. Pastinya klub akan memperhatikan suara mereka. Namun mereka lebih memilih untuk pasrah dan diam sambil menunggu para Pengurus menyelesaikan kisruh ini.

Padahal mereka tahu, kalau mengandalkan para pengurus Klub permasalahan ini mungkin tidak akan selesai (mungkin mereka tak tahu ya......). Dan ada satu yang cukup mengganjal (mungkin rekan-rekan bisa memberi pencerahan) waktu di tanya masalah kontrak yang menyebutkan bahwa mereka harus bermain di Liga yang diakui PSSI, mereka menjawab bahwa kondisi pada saat penandatanganan kontrak belum seperti ini,  (saya jadi bertanya apakah kontrak mereka hanya berlaku pada saat penandatanganan dan sekarang klausul itu sudah tidak berlaku.......?). Mungkin mulai saat ini saya tak akan bisa berharap lagi para pemain melalui APPI akan dapat membantu menyelesaikan masalah ini, karena mereka hanya berfikir tentang priuk nasi mereka. Saya juga agak menyangsikan sejauh mana Nasionalisme mereka......., atau sejauh mana pola pikir mereka. Mungkin juga mereka sudah merasa puas saat ini, yang penting bisa dapat gaji, persetan dengan kisruh dan Tim Nasional (maaf kalau saya berprasangka buruk).

Mohon dikritisi....... karena saya baru belajar menulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun