Mohon tunggu...
Julian Setyawan
Julian Setyawan Mohon Tunggu... -

Saya lahir di tengah2 keluarga yang sangat sederhana, 3 kakak dan 1 adik, jadilah 5 bersaudara! Ayah saya bernama Supardjo, dialah inspirasi dalam hidup saya, saya lahir pada tanggal 6 juli 1988, bertepatan dengan tanggal kelahiran adik saya yaitu 6 Juli 1988, Yupzz.. benar sekali, saya mempunyai saudara kembar. Begitulah orang menyebutnya (apabila ada dua orang bersaudara yang tanggal, bulan, dan tanggal kelahirannya sama). Saya mempunyai hobby travelling, fotografi, menulis, dan tentunya ngeblog, so.. inilah saya...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

PANORAMA SURGA DUNIA CURUG CIHERANG BOGOR

4 Juni 2011   16:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:52 5298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_114271" align="alignleft" width="300" caption="juliansetyawan@photoshop"][/caption]

B

ogor merupakan surganya air terjun. Selain sebagai kota hujan, mungkin itulah julukan yang tepat untuk kota Bogor,. Karena hampir disetiap kecamatan yang berbatasan langsung dengan kabupaten Cianjur dan Sukabumi, pasti mempunyai wisata air terjun. Seperti halnya daerah Leuwiliang Bogor dengan wanawisata air terjun Curug Nangka-nya, di desa Wargajaya, kecamatan Sukamakmur yang berbatasan langsung dengan kabupaten Cianjur juga mempunyai wisata air terjun yang tak kalah indah, yaitu Curug Ciherang.

Liburan akhir pekanku kali ini, lumayan bisa dikatakan istimewa dan menarik. Mengapa bisa demikian? Tepat sekali, selain tujuan wisatanya yang menantang, liburan kali ini juga aku habiskan bersama rekan-rekan seprofesiku. Dua belas personil dan enam buah motor, mengiringi perjalanan kami. Tepat pukul setengah tiga sore setelah pulang dari kantor, semua personil telah siap dan berkumpul di depan Rumah Sakit Bina Husada Cibinong. Karena perjalanan yang lumayan jauh dan medan yang belum pernah kami lalui sebelumnya, kami memutuskan untuk breafing sejenak, merumuskan apasajakah yang perlu diketahui dan dimengerti oleh semua personil. Mas Maryanta selaku orang yang dituakan di sini mengambil inisiatif untuk berdoa terlebih dahulu, sebelum berangkat ke lokasi. Ikhsan yang memang wajahnya mirip ustadz Jefry Al Buchory dipercaya memimpin doa.

Setelah selesai berdoa dan semua personil telah siap, akhirnya kamipun berangkat. Dengan wajah penuh keceriaan, kami memacu sepeda motor dengan kencang. Okta, salah satu teman kami yang memang baru sekali itu melewati rute Citeureup-Tajur, sempat mengalami insiden ”nyasar”. Jalan yang seharusnya tidak kami lewati, malah dia terobos, Alhasil jalur one way tak dapat lagi digunakan, dan memaksanya untukmemutar balik melewati jalur yang lebih jauh lagi. Namun, setelah menunggu beberapa saat dan berhasil dihubungi via telepon akhirnya dia muncul juga dengan wajah cemberut, entah takut karena ditinggal, atau takut dimarahi teman-teman, yang jelas dapat digambarkan di sini, bahwa wajahnya sangat-sangatlah lusuh, bagaikan kain sarung yang tak pernah merasakan hangatnya setrika.

[caption id="attachment_114257" align="alignleft" width="300" caption="juliansetyawan@photoshop"][/caption] Perjalananpun kami mulai kembali, kali ini medan yang kami tempuh sangat unik, mulai dari tanjakan, turunan, tikungan, sampai dengan belokan lengkap ada di sini. Selama perjalanan, kami disuguhi pemandangan alam yang luar biasa indah, mulai dari perbukitan, dan pepohonan, juga landscape kota Bogor yang terlihat samar-samar dari kejauhan. Deretan perbukitan yang terlihat menghijau, dan suasana alam pedesaan semakin menambah semangat kami untuk lebih cepat memacu ”si kuda besi” supaya sampai ke tempat tujuan. Namun, keinginan untuk itu agaknya sedikit terhambat, lagi-lagi Okta yang memang sedari tadi berada dirombongan, tak terlihat lagi, jauh tertinggal di belakang, Setelah menunggu beberapa saat inisiatifpun muncul, Okta yang saat itu di depan mengendarai motor, segera aku gantikan, karena tidaklah mungkin seorang wanita kuat mengendarai sepeda motor sejauh itu dengan medan yang berat, sedangkan Chocom yang waktu itu dibonceng Okta juga segera beralih sopir ke Ustadz Ichsan. Akhirnya setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 2,5 jam sampailah kami di sebuah perkampungan Pinus (begitu warga setempat menyebutnya), sebuah perkampungan yang dikelilingi berhektar-hektar pepohonan pinus dengan kandungan udara yang bebas dari polusi. suhu di sana juga lumayan cukup dingin, terasa menembus hingga ke tulang, padahal waktu itu jam masih menunjukkan pukul empat sore, namun dingin yang dirasakan sudah luar biasa hebat.

[caption id="attachment_114258" align="alignleft" width="300" caption="juliansetyawan@photoshop"][/caption] Ketika sampai di depan pintu masuk Curug Ciherang, yang termasuk dalam kawasan hutan lindung Kecamatan Sukamakmur, terdapat plang sederhana terbuat dari kayu bertuliskan "Curug Ciherang". Nah, di sanalah terdapat jalan berbatu sepanjang 300 meter dari pintu masuk. Untuk bisa sampai ke lokasi air terjun Curug Ciherang, para wisatawan harus melewati jalan desa kira-kira selebar 1,5 meter. Cukup dengan Rp.5000,-/motor saja, pengunjung bisa langsung masuk dan menikmati keindahan air terjun Curug Ciherang. Namun kenyamanan itu agaknya sedikit terusik oleh ulah warga setempat yang melakukan praktek pungli, begitu juga oleh para oknum dari dinas Perhutani yang memang saat itu sedang bertugas di area tersebut. Setelah dimintai uang retribusi oleh para warga, untuk yang kedua kalinya, kamipun dimintai uang retribusi lagi dengan jumlah yang sama oleh anggota dari Dinas Perhutani. Alih alih sebagai uang retribusi masuk, dengan sikap kurang sopan, mereka mulai meminta uang kepada kami satu persatu. Karena merasa dipermainkan, dan dirasa kurang adil, akhirnya salah satu dari personil kami mulai angkat bicara. Perdebatan sengit antara kami dan pihak Dinas Perhutanipun tak terelakkan. Memang sangat disayangkan, mengapa di tempat wisata semacam ini masih ada saja praktek ilegal sejenis pungli.Setelah melalui perdebatan yang cukup panjang, akhirnya salah satu anggota dari pihak Dinas Perhutani merasa terpojok dan mengakukalah, dan memang seharusnya mereka mengalah. Kamipun dipersilahkan melanjutkan perjalanan, Tiga anggota dari Dinas Perhutanipun tertunduk malu seraya pergi meninggalkan kami menuju pos mereka di sisi jalan. Semoga saja kejadian semacam ini tidak terulang dikemudian hari.

[caption id="attachment_114260" align="alignleft" width="300" caption="juliansetyawan@photoshop"][/caption] Setelah puas telah berhasil ”mencundangi” ke-3 anggota Dinas Perhutani, kami meneruskan perjalanan menuju lokasi air terjun yang memang sudah dekat. Di kanan kiri jalan, kami disuguhi pemandangan alam yang luar biasa, sehingga para personil yang ikut waktu itu, mulai asyik menekuni profesi baru mereka, yaitu menjadi fotografer dadakan. Momen- momen indahpun berhasil kami abadikan, termasuk foto yang satu ini...

Tiga jam telah berlalu, dari mulai perjalanan menuju lokasi hingga perdebatan sengit melawan anggota Dinas Perhutani, membuat perut kami terasa keroncongan, sepertinya makan dan istirahat sejenak merupakan pilihan yang tepat waktu itu. Setelah memarkirkan motor di tempat yang dirasa aman, kami bergegas mencari tempat untuk beristirahat, beruntunglah ada sebuah bangunan semi permanen milik warga yang sudah tidak terpakai diantara deretan bangunan yang lain, walaupun terlihat kotor dan berdebu tapi lumayan masih bisa untuk tempat istirahat. Canda dan tawa mengiringi kami menghabiskan perbekalan seadanya, yang memang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Karena hari sudah mulai gelap, setelah mengisi perut dengan lauk seadanya kami memutuskan untuk meneruskan perjalanan menuju lokasi air terjun, Benar-benar sungguh luar biasa ciptaan Tuhan yang satu ini,sebuah cekungan sempit tepat diantara dua bukit, di sanalah terdapat sebuah karya agung Yang Maha Kuasa, Air yang melimpah diterjunkan langsung dari ketinggian 30 meter,bergalon galon air ditumpahkan tiap detiknya, sungguh luar biasa

To be continued...

[caption id="attachment_114261" align="alignleft" width="300" caption="juliansetyawan@photoshop"]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun