Mohon tunggu...
Gatra Maulana
Gatra Maulana Mohon Tunggu... lainnya -

warga semesta yang sekedar ikut etika setempat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Kata" yang Sejati

19 Februari 2015   21:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:52 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1424331385839145073

[caption id="attachment_369691" align="aligncenter" width="369" caption="foto : dari dokument pribadi"][/caption]

Ada yang suka bermain dengan "kata-kata" ?, tentulah di blog kompasiana ini merupakan lautan yang airnya berupa kata-kata, dan para kompasiner sudah merasa nyaman berenang di lautan kompasiana ini. apalagi seorang penyair, sastrawan, penulis, dsb. Makanan setiap hari yang ia konsumsi yaitu kata-kata. setiap hari mereka tak kenal lelah memproduksi ribuan bahkan jutaan kata-kata, sampai lupa mandi, lupa makan, bahkan lupa waktu. Dengan keseriusanya melalui passionnya, mereka terus berkarya, berkreasi melalui sebuah hobi menulisnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa hasil yang mereka ciptakan betul-betul dashyat, betul-betul dapat mengubah dunia. Dari perwujudan perasaan dan fikiranya serta imanjinasinya cukup liar mereka dapat membentuknya atau merangkainya seindah mungkin agar para pembaca dapat tersugesti dari apa yang di bacanya.

Nahh, saya hanya ingin mencoba memahami tentang sebuah "kata-kata" yang telah kita produksi setiap hari. melalui dialog, diskusi, interaksi dengan orang lain. mungkin saya sendiripun masih bertanya-tanya apakah "kata-kata" akan menjadi sebuah kata-kata, atau hanya sekedar tong kosong berbunyi nyaring? Tetapi bukan itu yang saya persoalan, bukan itu yang menjadi hal penting, pastilah semuanya ada makna/esensi yang tersembunyi dari kata itu sendiri. Terkadang masih banyak orang bahkan saya sendiripun tidak menyadari, bahwa apa yang telah saya ucapkan setiap kali yang membentuk "kata-kata" itu bagian dari refleksi terhadap perjalanan hidup saya, karena kata-kata merupakan manifestasi daripada fikiran saya.

Bicara "kata" sebetulnya ini sangat berkaitan dengan dialog setiap hari, apa yang kita interaksikan merupakan sebuah kata, bahwa dialog merupakan metode komunikasi yang kita gunkana setiap hari, dialog adalah kata. Sedangkan kata mempunyai dua dimensi ialah refleksi dan aksi, yang berada dalam interaksi radikal. Tanpa refleksi hanya akan menjadi aktifisme yang kehilangan arah tujuan. sedangkan tanpa aksi hanya akan menjadi verbalisme yang kemungkinan besar tidak berguna bagi dirinya. Kita bisa garis bawahi refleksi dan aksi, dari kedunya ini memungkinkan kita berada pada dua dimensi tersebut sebagai kekuatan fundamental, yang akan menggiring kita pada potensi yang akan menjadi kenyataan.

Refleksi dan aksi merupakan bentuk penyatuan menjadi "kata", kata akan benar-benar menjadi kata yang sejati, manakala jika "kata" direfleksikan menjadi sebuah tugas pelaksanaan. Kata yang sejati adalah kata yang memungkinkan manusia mengubah dunia. Oleh karnanya diperlukan sebuah dialog yang dapat mempertemukan manusia melalu kata dengan tujuan "memberi nama kepada dunia". Dialog tidak mungkin timbul di antara manusia yang menyangkal hak untuk berbicara. Dialog tidak mungkin pula terjadi di antara manusia yang di rampas haknya untuk ber"kata".

Dengan demikian kita sebagai produsen "kata" alangkah baiknya jika sebuah "kata" perlu direfleksikan sebagai tugas pelaksnaan, jika hanya mentok menjadi "kata" tak ada guna, hanya menjadi puing yang sia-sia.

-------------------------------------------------

~SALAM KOMPASINA - PENCINTA AKSARA~

------------

19/02/2015

-------------------------

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun