Mohon tunggu...
Gatra Maulana
Gatra Maulana Mohon Tunggu... lainnya -

warga semesta yang sekedar ikut etika setempat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jika Diam Itu Emas, Justru Berfikir Adalah Seni

22 Desember 2014   02:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:46 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14191651951816467498

dalam kehidupan sehari-hari kita mungkin sering mendengar kata-kata "diam itu adalah emas", walaupun sudah banyak orang-orang yang mengetahui kata-kata tersebut, tetapi apakah mereka tau bahwa diam itu benar-benar bisa di katakan emas..??

bagi saya diam adalah bunyi dari segala isi hati, kurang lebihnya diam bisa di katakan sebagai pertahanan amarah yang dapat merugikan orang lain. biasanya orang yang cenderung lebih banyak diam mempunyai ciri-ciri : mungkin orang tersebut sedang mengalami banyak masalah, hidupnya tidak bahagia, watak dari sanonya, atau mungkin orang tersebut tidak bisa bicara alias (bisu). lantas apakah ciri-ciri yang barusan saya sebuatkan itu bisa di katakan diam yang ber-emas ?? belum tentu. terkadang masih banyak yang harus di perhatikan untuk mencapai titik ke-emasan itu, jangan sampai sikap diam itu menyakiti diri kita sendiri bergulat dengan diri kita sendiri, jika kita yang kalah dalam pertarungan itu khawatir diam itu menjadi bibit kebencian terhadap orang lain, yang mengotori pada dinding hati.

tetapi apakah kalian tau, kalo diam itu adalah emas, justru berfikir adalah seni. bagi saya berfikir levelnya lebih tinggi dari sekedar diam, berfikir merupakan setrategi menerjemahkan suatu keadaan yang memungkinkan berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain. jika diam tidak di sertai kerja fikir, diam yang hanya sekedar diam saja tanpa melalui proses tahapan berfikir maka kemungkinan besar ia akan mengambang dalam kesesatan  dan menjauhkan diri dari arah kebenaran, ia akan berbelok pada nilai-nilai kebijaksanaan. oleh karnanya lebih baik diam bukan hanya sekedar diam tetapi harus di sisipkan proses fikir. Agar tindakan yang di ambil tidak melenceng dari nilai-nilai kebijakan. Karna sejatinya Tindakan adalah manifestasi daripada fikiran.

Kalo di runut lebih jauh antara diam dan berfikir sebetulnya keduanya memiliki sisi yang sama, keduanya mempunyai nilai-nilai kebijakan untuk melawan bumerang yang akan berakibat pada diri sendiri juga orang lain. artinya diam itu akan di katakan emas jika dalam keadaan diam tersebut ada proses di mana otak di fungsikan untuk mengamati sekaligus menikmati keadaan sekitar. Oleh karnanya diam itu tidak akan memunculkan sifat ke-emasanya, kecuali diam itu sendiri bersinergi dengan kerja fikir.

----------------------------------------------------------------------------------------------

sumber foto
21/12/2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun