Mohon tunggu...
Gatra Maulana
Gatra Maulana Mohon Tunggu... lainnya -

warga semesta yang sekedar ikut etika setempat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rutinitas Monoton Adalah Resep Bencana

26 September 2014   19:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:24 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1411710957492030683

[caption id="attachment_344516" align="aligncenter" width="500" caption="http://exaleadership.com/wp-content/uploads/2014/08/tantangan-eksekusi-rutinitas.jpg"][/caption]

Dinamisasi kita akan tampak disetiap jengkal waktu, pertumbuhan terus berjalan teratur pada poros sistem keteraturan, mengingat dalam sebuah kehidupan ada pembaharuan hadir setiap waktu, perbaikan hadir setiap saat, namun mengapa disatu titik tertentu terkadang kita berhenti dalam pergulatan dinamika diri ? pikiran dan jiwa kita sulit berkembang sekaligus mudah goyang dan timpang. Kemalasan dan kenyamanan sudah menjadi budak untuk menguasai semangat dan ambisi. Hidup bagaikan kepingan tanah tak bertuan, mudah di injak dan retak, seperti batu yang terus di hantam arus, berpotensi tinggi berdampak kehancuran.

Dengan terbiasa melakukan Rutinitas konstan dan monoton itu sebenarnya adalah resep bencana yang akan membunuh setiap sel-sel kreativitas kita, berpotensi menjadi menusia setatis seperti robot tidak pernah tumbuh dan berkembang. Kemalasan yang di anggap nyaman akan terus memanipulasi jiwa dan fikiran, entah kapan kita tersadar bahwa alam semesta ini tidak pernah diam, terus bergerak dan berputar bereaksi dalam pilar kehidupan.

Tidak ada awal dan akhir, tidak ada ruang dan waktu, yang ada hanyalah ada. Semuanya terus berekpansi, ber-evolusi. sia-sialah bagi orang yang berusaha diam seperti batu di arus hidup ini, menginginkan kepastian ataupun ramalan masa depan, karena sesungguhnya justru ketidakpastian manusia dalam usahanya dapat berjaya. Pada hakikatnya semua ramalan berbicara di level potensi. Namun kita bisa menjalaninya dengan tendensi. Tendensi akan memanifestasikan potensi tersebut. Dan sejatinya tidak ada yang lebih penting dari pada saat ini, hanya pada saat ini kita mampu merasakan masa lalu dan mewujudkan masa depan, saat ini selalu ada pembaharuan tanpa batas. Tapi begitu kita terjebak dalam suasana rutinitas yang monoton, maka selamanya kita mengambang di pemahaman hidup yang dangkal. Ingat sebenarnya tidak ada jalan pintas. Sekarang kita boleh menganggapnya hal kecil,  padahal ini ibarat hutang yang harus di bayar tubuh.

Mulailah setiap langkah kita dengan penuh kesadaran dan keterjagaan, bebaskan belenggu hidup dengan tidak menempatkan kebahagiaan pada sesuatu yang kita miliki, beri ruang sunyi untuk melepaskan semua keterikatan pada sesuatu yang fana, buat detik baru, persiapkan mental dan keberanian untuk mengubah rutinitas yang membakar semangat. Dengan begitu kita akan keluar dari rutinitas nyaman dan memulai tahap awal memasuki zona tantangan. Dan di dalam zona tantangan inilah kita bisa berkreasi tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang dinamis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun