Mohon tunggu...
Gatra Maulana
Gatra Maulana Mohon Tunggu... lainnya -

warga semesta yang sekedar ikut etika setempat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tuhan Mencipta, Saya Menjalani, Kau Mengomentari

11 Desember 2014   23:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:30 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan Mencipta

adalah Tuhan yang Maha Sempurna, Dialah Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya, Manusia telah di karuniai berupa akal fikiran sebagai modal dasar untuk menentukan kemana arah jalan hidup yang ia tempuh, sebagaimana mestinya manusia adalah produk unggul dari ciptaan lainya banyak keanekaragaman dalam karakter, kepribadianya, sudut pandang yang merupakan suatu nilai fundamental dalam kehidupan. Tuhan telah merancang alam semesta dalam sistem keteraturan serta vitalitas energi yang murni, jelas tidak terbantahkan manakala semuanya hidup dalam gantungan Tuhan.

Saya Menjalani

14182885362102556599
14182885362102556599

apakah hidup adalah pilihan ? jelas saya katakan tidak, hidup bukanlah sebuah pilihan, bukan tempat untuk coba-coba negatif atau maksiat yang akan merugikan diri sendiri juga orang lain, bahkan alampun merasa di rugikan. jangan karna usia masih muda lalu semua bisa di coba dengan kepala tegak, kelak di usia tua meringis dan menyesal tentang apa saja yang pernah dilakukan di waktu usia muda. kita hidup menginjak tanah dan ijankan kaki merupakan ujian ke level selanjutnya. jangan coba-coba menjadi batu tengah arus deras, dengan segala predikisi yang di anggap pasti, karna ketidakpastian manusia terkadang menghasilkan kejayaan.

dari banyaknya nafas yang berhamburan terkadang lupa ada sisi lain yang mesti harus di utamakan, yaitu akal fikiran. "karna tindakan adalah manifestasi hasil daripada fikiran" , fikiran adalah modal perjalanan hidup yang sangat penting untuk berevolusi dan berkreasi dan menanamkan segala benih-benih kebaikan yang dapat bermanfaat bagi orang lain. hidup bukan perkara mudah bagaimana kita bisa bebas melakukan segala hal untuk mendapatkan kenikmatan, tetapi di sana ada dinding pembatas upaya agar yang manusiawi tidak sedarajat dengan hewan. oleh karenanya jangan sampai menjalani hidup ini diluar pembatas yang sudah tentukan, tatkala kita menyebrangi pembatas itu maka indentitas kita sebagai kodrat manusia dapat menyerupai persis seperti mayat yang hidup.

dengan segala keterbatasan, dan penuh ketidakpastian. saya hanya berusaha menjalaninya penuh dengan tendensi, memanifestasikan semua fikiran untuk tetap berada dalam koridor ruang fikir. menjalaninya dengan sudut padang yang berbeda, penuh nilai kebijaksanaan, kearifan serta universal. walau kadang fikiran tidak selamanya lurus tetapi tetaplah berada pada poros berfikir. di antara dalam siang dan malam mereka selalu berkerja sama untuk mengahdirkan realita dan realita itu akan menampakan wajahnya bagi orang-orang yang mau berfikir. apa tidak memperhatikan ?

Mereka Mengomentari

1418288613153750756
1418288613153750756

semua manusia memang sama di mata Tuhan, tidak ada perbedaan dalam pandanganya, justru ia menciptakan manusia dengan aneka ragam agar manusia sedikit lebih akrab dengan sesamanya manusianya. menghargai, mengormati dan saling mencintai. karna manusia merupakan produk khalifah di muka bumi ini untuk manjaga dan melindungi semua yang ada di bumi ini. oleh karnanya manusia harus menjaga martabatnya, jangan sampai dengan keserakahanya ia dapat membakar seluruh alam jagat raya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun