Mohon tunggu...
Jontra Sihite
Jontra Sihite Mohon Tunggu... wiraswasta -

Putra PakPak SimSim, Alumni Tamansiswa Yogyakarta. Mari Berdialog Bersama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Niat "Baik" Caleg 2014 untuk Siapa???

19 November 2013   17:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:56 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

‘..Banyak orang dirampas hak nya, aku bernyanyi menjadi saksi

Orang-orang harus dibangunkan, aku bernyanyi menjadi saksi

Mereka dihinakan tanpa daya…”  WS Rendra

Baliho-baliho caleg bertebaran disana-sani  tanpa nilai  estetika , bahkan ditempel merambat ke dunia pendidikan ironisnya lagi ada yang dipampang dalam lingkungan rumah ibadah, hal tersebut merupakan awal perbuatan korupsi. Siapapun calegnya, entah pakai identitas keagamaan di fotonya, identitas suku di bajunya serta pernak-pernik lainnya, sebelum dipilih haruslah jelas track and recordnya dengan terus dan terus bertanya “Niat Baik Anda Untuk Siapa?”. Kenapa  konteks ini begitu penting dalam menyongsong PILEG  2014?

Apa yang telah dan tengah terjadi didalam persoalan sosial kerakyatan tidak pernah lepas dari peristiwa politik di senayan, artinya situasi politik nasional selalu berimbas terhadap persoalan kerakyatan. Jarang sekali persoalan ditingkatan arus bawah (baca rakyat ) menjadi peristiwa  politik nasional. Misalnya  harga Sembako yang terjun bebas  maupun ketidakjelasan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat. Lihat bagaimana kasus Sapi Impor dilakukan petinggi partai, harga kedelai  yang mencekik pengrajin tempe, impor beras yang menjatuhkan harga beras lokal, semua kondisi tersebut  semuanya karena ulah para politikus. Ironisnya menurut data dari Kemendagri tahun 2013 , sebanyak 304 kepala daerah tercatat terlibat dalam kasus korupsi.Hal ini menegaskan bahwa pada “Rezim” SBY selama hampir 10 tahun yang lalu, bahwa rakyat hanya dijadikan Komoditas Politik Semata, yang terpenting mereka terpilih, setelah terpilih  menjadi urusan pribadi si caleg dan konsituan partainya Jadi kemiskinan dan ketidakadilan serta rasa sangsi dari masyarakat  adalah tiga entitas yang seolah wajar dalam berkehidupan berbangsa di republik ini, para pejabatnya tidak pernah mau tau, kalaupun tau semua berujung kepada WANI PIRO???.

Baik buruknya penyelenggaraan suatu negara tidak bisa lepas dari Sistem dan karakter Individu (baca pemimpin) bila salah satunya keliru, atau bahkan dua-duanya, maka jawabannya adalah situasi nasional Indonesia seperti saat ini. Atas dasar tersebut, momentum PILEG dan PILPRES 2014 masyarakat harus dibangunkan dan disadarkan agar melek politik , bahwa memilih tidaklah cukup dengan Hati, apalagi sampai jual suara 25.000  sampai 500.000, tetapi masa depan bangsa ini ataupun daerahnya ada ditangan para Caleg , Kepala daerah maupun pusat, jadi memilihlah yang cerdas. Adalah benar melek politik dan jual suara erat kaitannya dengan masalah ekonomi sehingga sangat rentan bagi masyarakat yang hidupnya susah, tapi (meminjam istilah Gramsci) itulah menjadi tugas kaum yang mengaku dirinya Intelektual Organik, sebab siapa lagi yang bisa dipercaya, bahkan gerakan mahasiswa dan pemuda serta ormas-ormas pun umumnya  telah berafiliasi dengan partai. Intinya masyarakat  harus bertanya pada pengaku calon pengurus Negara ini dengan sikap sangsi, kebaikan anda itu sebenarnya untuk siapa???

PEMIMPIN BARU HARAPAN BARU

Para orang tua (baca nenek) sudahlah hari sudah senja, istirahtalah, tidak usah memaksakan kehendak, percuma tiap hari promosi di TV atau seolah bervisi kerakyatan, dari kemarin kemana saja dan apa yang sudah anda perbuat , bukankah sudah diberi kesempatan untuk memimpin? Anehnya para nenek/ kakek ini sudah terbukti  GAGAL dan tersandung kasus namun tidak tau diri, dan merasa superior, seolah tidak ada yang lebih baik darinya.Berikanlah kesempatan kepada para pemuda (bukan yang muda yang koruptor lho).

Ditengah rasa sangsi yang begitu tinggi terhadap perilaku pejabat Negara saat ini, tuhan tidaklah tidur (maaf bagi rekan yang ateis anggab saja tuhan dalam arti roh alam semesta), tuhan pastinya telah memberi jalan yang terbaik bagi Rakyat Indonesia untuk Indonesia yang lebih baik, jalan itu  ada pada  Tokoh Baru, yang gaya kepemimpinannya keluar dari “Pakem” tradisi pejabat pada umumnya. Dan dia telah bekerja untuk rakyatnya dan telah hadir di hati Rakyatnya.

Jangan pernah LUPA atas apa yang telah dan Tengah terjadi di Republik Tercinta ini atas perilaku para Pejabat. Tuhan beserta para Intelektual Organik..

NIAT BAIK ANDA UNTUK SIAPA????

Yogyakarta 19  November 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun