KUPANG - Banyak masalah "korupsi" yang melibatkan aparat Pegawai Negeri Sipil (PNS) karena disebabkan "moral" yang tidak dimiliki oleh masing-masing individu. Meskipun mereka memiliki pendidikan yang cukup tinggi.
Mantan Panglima TNI (Purn) Jenderal, Endriantono Sutarto mengatakan, akhir-akhir ini banyak kasus korupsi yang melibatkan PNS disemua daerah di Indonesia. Saat ini kasus korupsi tidak pernah ada lowongnya. Hari demi hari kasus korupsi terus bertambah. Bahkan satu kasus belum selesai sudah ditambah kasus berikutnya.
Semua itu bisa terjadi karena PNS yang melakukan tindakan korupsi tidak mempunyai moral atas dasar agama yang cukup bagus dalam keluarganya. Apabila mereka mempunyai moral yang baik pasti para aparat akan berpikir 20 kalilipat untuk melakukan tindakan korupsi, sebab tindakan tersebut tidak hanya merugikan satu atau dua orang. Tapi melibatkan banyak orang.
"Korupsi adalah masalah moral. Agenda reformasi birokrasi jika dijalankan secara benar dan konsisten akan dapat mengurangi peluang terjadinya korupsi jika aparatur mempunyai moral yang bagus", kata Endriantono
Menurut Mantan Panglima TNI itu, pentingnya pemahaman PNS tentang hakekat profesi yang diemban seorang PNS harus mampu bekerja dengan sungguh-sungguh dengan menaati semua peraturan kepegawaian. Sehingga diharapkan tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.
Para PNS harus dapat memelihara profesinya dengan baik tanpa diciderai dengan perbuatan yang menyimpang dari ketentuan yang ada. Misalnya terlibat pratik KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
Para PNS harus memberikan contoh yang baik terhadap masyarakat, sehingga ditiru oleh masyarakat dan terutama generasi muda penerus bangsa ini. Kalau mereka memberikan contoh yang tidak baik terhadap masyarakat itu sama saja mereka mengajarkan masyarakat dan generasi muda penerus bangsa ini untuk melakukan pratik KKN sama seperti para pendahulunya.
Maraknya kasus korupsi yang melibatkan berbagai pejabat tinggi hingga bawahannya membuat masyarakat pun muak, miris melihat tingkah laku para elite negeri yang doyan korupsi.
Padahal mereka tergolong orang-orang yang berpendidikan tinggi memiliki gelar yang bertumpuk-tumpuk di awal dan akhir namanya.
Namanya saja bergelar profesor, doktor, insinyur dll tapi perilaku mereka tidak menandakan mereka adalah orang yang berpendidikan tapi perilaku mereka sama seperti binatang yang bergelantung diatas pohon. Bahkan jauh lebih parah dari binatang. Memanfaatkan jabatan untuk menguras uang negara puluhan hingga ratusan miliar tanpa rasa malu sama sekali (mungkin urat malu mereka sudah putus).
Lihat saja para pelaku koruptor yang sudag berhasil dibekuk aparat penegak hukum, mana ada malu, malah cengar-cengir,melambaikan tangan, masuk koran, televisi gratis, pamer kekayaan dari hasil jarahan kepublik lewat media.
IRONIS MEMANG ENTAH MAU SAMPAI KAPAN NEGERI TERCINTA INI BISA MERDEKA DARI YANG NAMANYA KORUPSI