Remaja maupun pemuda adalah kelompok yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan dalam masyarakat. Hal ini karena mereka adalah pemilik energi, ide cemerlang, ambisi besar, kemudahan dalam berubah dan sangat mendambakan adanya perbaikan. Remaja dan pemuda telah terbukti dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia termasuk negeri kita Indonesia melakukan gerakan-gerakan dan gebrakan-gebrakan baru dan tentunya telah merubah kehidupan saat ini menjadi lebih baik. Jelas bahwa mereka adalah asset terbesar yang harus dipelihara agar di masa akan datang kehadiran mereka itu menjadi harapan baru dan bukannya malah menjadi ketakutan baru. Kita sebagai bagian bangsa yang terhormat ini tidak bermimpi melihat pemuda dan remaja masa depan kelakuan dan sifatnya menuju titik nol.
Peran serta masyarakat dalam membimbing dan mengarahkan mereka kearah yang benar wajib dilakukan dan terus digalakkan agar mayarakat bisa menjalani hidup dengan aman dan damai berdampingan dengan mereka. Tentu saja ada yang kurang tepat bila ternyata kelakuan para remaja itu kini bertolakbelakang dengan harapan yang dinantikan. Semua pihak yang terlibat dalam tumbuh-kembangnya remaja dan pemuda harus intropeksi diri dan mencari cara baru agar semua itu tidak lebih buruk lagi kedepannya. Guru dan orang tua adalah dua kelompok vital mempengaruhi dan mengarahkan remaja dan pemuda itu. Bila faktanya memang banyak keributan dan kenakalan remaja yang kini terjadi dan meresahkan masyarakat maka dasar masalahnya lebih besar dari gurudan orang tuanya. Semoga ada orang tua dan guru membaca tulisan ini sehingga kita bisa sama-sama tersadar lalu terbangun untuk segera memperbaiki keadaan sebelum semuanya menjadi buruk hingga tak dapat lagi dikendalikan.
Melihat tayangan media belakangan ini membuat saya berpikir bahwa apakah para remaja ini memang punya sifat bejat seperti itu. Hanya binatang yang selama ini melukai bahkan sampai membunuh sesamanya. Tapi ini manusia, yang punya pikiran dan perasaan sebelum memutuskan suatu hal. Kriminalita gaya remaja seperti memperkosa, membobol bank, mencuri, menipu, menjambret, terlibat narkoba sampai pada begal yang terus membuat masyarakat resah sekaligus geram perlu mendapat penanganan yang lebih serius. Karena jika tidak maka siap-siap korban akan berjatuhan baik remaja itu sendiri maupun juga korban kejahatannya. Terkhusus begal yang sering terjadi di kota-kota di Indonesia dan hampir menyebar di sudut kota membuat kita semua ngeri dan mengingatkan kembali pada hokum rimba dimana siapa yang kuat dialah yang menang dan berkuasa. Keinginan mereka untuk di anggap keberadaannya menjadi bentuk aktualisasi diri yang sangat melenceng dalam pergaulan serta hubungan masyarakat yang beradab.
Masihkah mereka terus menerus disalahkan dan dipojokkan atau bahkan dibunuh potensi dirinya hanya karena mereka terlibat dalam pergaulan salah yang umumnya hanya penasaran lalu ikut-ikutan? Saya kira semua punya jawaban masing-masing. Satu catatan penting bahwa selama ini media telah salah menggali atau mungkin kurang memperdalam kajian kritisnya terhadap permasalah remaja tersebut. Apa yang kita saksikan selama ini adalah pemberitaan yang tidak berimbang sehingga solusi yang didapatkan hanya bersifat temporer saja adanya. Baik media televise maupun online hanya sepihak menuduh para remaja itu semuanya adalah penjahat dan bertanggung jawab sendiri terhadap masalah yang dialaminya. Padahal ini semua hanyalah fenomena gunung es yang dasarnya justru lebih besar. Maksudnya adalah kriminalitas remaja itu hanyalah akibat yang ditimbulkan oleh ketidakpedulian lingkungan baik guru maupun orang tuanya. Bila media dan kita semua mau terbuka dan bersikap adil maka orang tua dan guru juga harus ikut bertanggung jawab mengenai besarnya masalah remaja selama ini.
Merubah sesuatu hal apalagi telah terlanjur meluas dan besar memang tidaklah mudah. Ini pekerjaan yang membutuhkan waktu panjang dan akan menguras energy para guru dan orang tua serta masyarakat. Tapi tidak ada kata tidak mungkin atau terlambat. Semua bisa saja dilakukan dengan tekad yang besar dan kesadaran yang memadai. Memulai perubahan remaja dan memperbaiki mindsetnya baik di rumah maupun di sekolah sangat penting dan mendesak. Memulai dari hal-hal kecil sseperti mengajak diskusi, memberi tanggung jawab kecil, memberi tugas, mengajak membersihkan rumah, jalan-jalan ke kebun atau bersama-sama memberi makan ternak, dan sebagainya merupakan rangkaian kegiatan kecil dan rutin yang harus diberikan agar mereka para remaja itu tidak punya kesibukan lain yang justru akan menjebak mereka pada aktivitas-aktivitas buruk lainnya.
Bila pendampingan dan pendidikan yang benar telah diterapkan di rumah maupun di sekolah atau lingkungan sekitar maka bolehlah kita berharap banyak kepada remaja-remaja itu. Hanya ini solusi konstruktif sementara ini yang dapat saya pikirkan. Belum ada cara efektif lainnya yang dapat diandalkan. Menambah personil petugas keamanan, menambah pusat rehabilitasi, menambah pruang penjara, memberitakan secara besar-besaran, atau menambah poskamling di sekitar kita hanya akan membuat mereka lebih tertantang dan lebih beringas karena mereka tidak lagi mendapat “tempat” yang menerimanya. Mereka akan semakin bertambah dan bertambah karena mereka merasa semakin tidak lagi diakui sebagai salah satu warga masyarakat. Ini yang bahaya.
Terhadap remaja dan pemuda yang saat ini punya niat di bidang kriminalitas atau tengah mencoba-coba satu dua hal karena iseng dan ikut-ikutan saya harap hentikan sekarang! Jangan lagi menambah rujam permasalahan yang ada. Sadar, bertobat dan memulai hidup yang baru akan memberi keindahan dalam hidup anda. Dan kepada orang tua dan guru-guru kami di manapun anda berada, kamisangat berharap banyak peran kalian semua agar kami lebih terarah dan bisa menjadi remaja dan pemuda yang dibanggakan oleh bangsa dan Negara, bukan malah menjadi sampah masyarakat yang kehadirannya tidak lagi diharapkan. Bung karno sangat menanti pemuda berkualita. Ingat pesan bung karno: “…berikan saya sepuluh pemuda, saya akan mengguncang dunia!”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H