Mohon tunggu...
Jefri Hidayat
Jefri Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Saya bermukim di Padang, Sumbar. Hobi menulis.

domisili di Sumbar, lajang, 30 tahun. Twitter @jefrineger

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo-Mahfud Akan Tumbangkan Jokowi

20 Maret 2014   13:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:43 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jokowi sudah dicapreskan, dan dia diopinikan sebagai calon terkuat berdasarkan riset berbagai lembagai survey. Walaupun saya masih kurang yakin Gubernur DKI benar-benar favorit, akan tetapi menurut saya bagi Capres lain perlu strategi khusus untuk menaklukan Jokowi.

Kandidat yang berpeluang untuk menjungkalkan bekas Walikota Solo itu adalah Prabowo Subianto, Ketua Dewan pembina Partai Gerindra. Dari riset sejumlah lembaga survey mantan Danjen Kopassus berada diurutan kedua, Capres paling diunggulkan setelah Jokowi.

Jika kita melihat sosok Prabowo tentu sangat cocok untuk menduduki posisi RI 1, dibandingkan dengan Jokowi yang hanya bermodalkan pencitraan dan racikan media massa. Namun selama di Jakarta hanya Tanah Abang yang digadang-gadangkan. Banjir dan macet masih menjadi santapan sehari-hari warga Ibukota.

Berbeda dengan Jokowi, Prabowo punya sedereta prestasi selama dia berkarir di Militer dulu. Pembebasan sandera Mapenduma salah contoh skill Prabowo yang membuat Indonesia, khususnya Kopassus kesohor dibelahan dunia.

Namun, semenjak namanya dikatit-kaitkan dengan penculikan aktivis karir Prabowo langsung drop. Dan sampai hari ini kalangan mahasiswa dan aktivis masih alergi dengan Prabowo. Buktinya kejadian di Bandung kemaren dapat dijadikan tolak ukur.

Selain punya jarak yang cukup lebar dengan mahasiswa dan kalangan kampus, Prabowo juga tidak dekat dengan kalangan Islam konservatif. Sebagaiman diketahui komunitas Islam tradisional ini masih sangat banyak di Indonesia.

Akan tetapi yang pasti Prabowo salah satu putra terbaik bangsa dan punya sederet pengalaman dibidang militer. Beda kelas dengan Jokowi yang bermodal blusukan lalu dipublish oleh media masa.

Untuk menumbangkan Jokowi, Prabowo harus punya strategi dan taktik yang jitu, agar segala kekurangannya dan kelemahannya bisa ditutupi. Mulai dari mencari pendamping Cawapres yang tepat, visi-misi sampai dengan partai pendukung nantinya.

Soal visi-misi Prabowo dan Gerindra sudah jelas dan sangat diterima oleh masyarakat. Pro rakyat, berdikari dan ingin menjadikan bangsa Indonesia disegani di mata dunia, dan sudah sering disosialisasikan oleh para kader Gerindra.

Soal pasangan, menurut saya Prabowo mau tidak mau harus melamar Prof. Mahfud MD, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi. Kenapa Mahfud? Ada sejumlah alasan kuat dan itu tidak hanya sekedar menutupi kelemahan Prabowo tapi juga meningkatkan elektabilitas Jendral ini.

Yang pertama Mahfud berasal dari Nadhatul Ulama yang punya massa besar dan juga Mahfud sangat diterima oleh kalangan Islam Konservatif. Ideologi dan fikiran Mahfud selama ini tidak pernah berbenturan dengan golongan atau komunitas manapun. Sehingga Mahfud menjadi jembatan antara Prabowo dengan kaum Nadhliyin dan Islam secara umum.

Selain itu, Mahfud juga menjadi penghubung Prabowo dengan kalangan kampus dan Akademis. Kritikan dan serangan yang sering dialamatkan oleh para aktivis kepada Danjen Kopassus ini akan dapat diminimalisir oleh kehadiran Mahfud menjadi Wapresnya Prabowo dan juga akan kembali menarik simpati kalangan mahasiswa.

Alasan lain, jejak rekam Mahfud selama ini sangat teruji. Apalagi korupsi masih menjadi isu nomor satu di negeri ini dan Mahfud telah dianggap sebagai tokoh yang mempunyai integritas, tentu sangat menguntungkan sekali bagi kedua pasangan ini.

Dan yang terakhir Gerindra sebaiknya juga berkoalisi dengan PKS. Sebagaimana diketahui pada dua kali Pilres yang memenangkan Presiden Susilo Bambang Yudoyono PKS sangat berperan. Pada awal kepemimpina Pak SBY, PKS mendapatkan 4 kursi Menteri, belakangan diamputasi oleh demokrat menjadi tiga kursi. Hal itu menjadi bukti nyata PKS sangat berpengaruh di mata SBY.

Jika langkah-langkah ini dilakukan oleh Prabowo dan Gerindra maka Jokowi akan jadi hiburan politik semata. Dan menurut saya Pilres 2014 ini adalah pertarungan antara Prabowo VS Jokowi. Namun diakhir cerita Praowo lah yang akan jadi pemenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun