Mohon tunggu...
Jefri Hidayat
Jefri Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Saya bermukim di Padang, Sumbar. Hobi menulis.

domisili di Sumbar, lajang, 30 tahun. Twitter @jefrineger

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ikan Salmon Itu Kembali Menerjang Arus

12 September 2014   22:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:52 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika Basuki Tjahaya Purnama tidak terjun ke politik, mungkin dunia adu “licik” itu monoton, kaku dan membosankan. Karena dunia politik selalu menyuguhkan kemunafikan serta sopan santun dan etika yang dibuat-buat. Kita sebagai penonton muak dibuatnya. Apalagi, oleh alur cerita dan skenarionya itu kaitu saja, meskipun lakonnya gonta-ganti dan berubah-ubah.

Namun, kehadiran Ahok membuat panggung politik penuh warna. Ada Arjuna, Kurawa seperti kisah Mahabrata. Atau layaknya dongeng sejarah Mesir kuno yang dipenuhi intrik dan kelecikan seperti yang diperankan oleh Brotus dan Pontien Pilatus. Tapi cerita yang diperankan oleh mantan Bupati Bangka Belitung ini menyihir jutaan rakyat Indonesia. Masyarakat terkejut rupanya ada orang seperti Ahok dalam dunia politik Indonesia.

Tak pernah disangka sebelumnya, manusia yang menyebut dirinya sebagai “double kafir” ini menyihir jutaan pasang mata melihat untuk melihat aksinya. Respon public pun beragam. Ada yang berdecak kagum atas keberaniannya, ada pula ketawa-ketawa sambil berucap dalam hati “kok ada ya pejabat yang kayak ini,” dan tentu saja tidak sedikit yang menyukainya. Namun Ahok adalah tipe orang yang tidak memusingkan tanggapan orang lain. Terserah mau bilang apa yang gue gak langgar hokum, gak kurpsi, tanggung jawab terhadap pekerjaan, mungkin itu yang ada dalam fikiran Ahok.

sikapnya yang menyatakan diri keluar dari Partai Gerindra jadi Headline di semua media masa. Public menyorot dirinya yang sedang bertengkar dengan partai yang pernah mengusungnya merebut kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Ahok pun tak gentar dan meladeni satu-persatu serangan yang ditujukan kader-kader Partai Gerindra kepada dirinya. Karena Ahok sudah kebal dengan konflik, dia pun tidak bergeming bahkan dia tidak mundur sejengkal pun. Mulai dari serangan M Taufik, Lulung, Desmon sampai ke Fadli Zon disambut discounter Ahok dan sesekali pria yang sebentar lagi jadi Gubernur DKI melancarkan jab-jab.

Sejak tampil di Kick Andy beberapa tahun lalu, saya langsung tertarik dengan karakter dirinya. Bicara apa adanya, ceplas-ceplos dan kadang diselingi dengan emosi membuat Ahok berbeda dengan politisi lain yang cendrung sopan dan santun serta bicara pelan dan terukur.

Seperti yang pernah diucapkan Ahok, dia meniru prilaku hidup Ikan Salmon, ikan mahal yang yang terbang dan melompati arus. “ikan yang mengikuti arus itu adalah ikan mati,”kata Ahok didepan Andy F Noya.

Filosofi ikan Salmon tersebut terus dipraktekan Ahok hingga saat ini. Disaat politisi lain harus tunduk pada perintah partai meskipun tidak sesuai dengan alam fikirannya. Ahok malah bertententangan, dan terang-terangan mengungkapkan ketidak setujuannya. Jadi salah besar bahwa ada yang bilang bahwa Ahok tidak oportunis.

Jika Ahok aportunis, dia akan diam saja, manut atas kebijakan partai dan sesekali mengunjungi rumah Prabowo agar nanti pada 2017 kembali mendapat mandate untuk diusung jadi Gubernur DKI. Tapi ahok malah berprilaku sebaliknya. Dia tetap mengutarakan pendapatnya. Meskipun dibayang-bayangi resiko pemecatan.

Bukti lain bahwa Ahok bukan oportunis, disaat kader partai lain yang menentang itu marah karena dipecat lantaran berbeda pendapat. Ahok malah sebaliknya, sebelum dipecat dia langsung membuat surat pengunduran dirinya. Karena Ahok bukan Poempida, Nusron Wahid dan Agus Gumiwang yang menuntut ketum Golkar karena telah memecat dirinya.

Tapi Ahok bukan lah seperti kader Golkar tersebut, Karen a Ahok adalah Ikan Salmon yang selalu bersikap diluar perkiraan orang. Dan sampai nanti Salmon dari Bangka Belitung akan tetap menantang arus dan tingkah polahnya semakin membuat public respect padanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun