Mohon tunggu...
Jefri Hidayat
Jefri Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Saya bermukim di Padang, Sumbar. Hobi menulis.

domisili di Sumbar, lajang, 30 tahun. Twitter @jefrineger

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anas, Antasari, Susno Duadji"Three Musketeers Penghancur Istana"

25 Februari 2013   17:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:42 1966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keluarnya  Anas Urbaningrum dari Partai Demokrat secara tak langsung membuat posisi SBY secara politik melemah. Sebab, Anas lah bek tangguh Presiden saat dihantam badai Ceuntury beberapa tahun lalu. Saat itu, Anas menjabat sebagai ketua Fraksi democrat. Walaupun democrat kalah di paripurna. Tapi sampai sekarang kasus Century masih menguap tak tahu dimana muaranya.

Pasca mundur, Anas dibanjiri dukungan oleh tokoh nasional dengan latar belakang politik berbeda. Tak hanya menyampaikan rasa simpati. Tapi tokoh nasional yang sebagian besar lawan politik SBY mencoba memprovokasi Anas untuk membuka kotak Pandora korupsi, satu diantaranya Century tadi.

Diantaranya tokoh-tokoh tersebut ada Akbar tanjung, senior Anas di HMI dan juga Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar. Ada Mahfud MD, ketua makamah Konstitusi dan Ketua Presedium KAHMI, dimana Anas merupakan salah satu anggotanya. Ada Yorris Raweyai orang dekat Ical, dan Priyo Budi santoso dari Partai Golkar.

Tak hanya itu, Anas juga dikunjungi oleh Hary Tanoesudibyo Bos MNC, dan baru menjabat sebagai ketua dewan pertimbangan partai Hanura. Diluar ada Din Syamsudin, Yuddi Chrisnandi dan masih banyak lagi. Dan mereka hanya menginginkan agar membongkar skandal Istana.

Menurut Din Syamsuddin, sebagai bekas komisioner KPU dan Ketua Umum Demokrat, Anas pasti mengetahui banyak informasi soal partai dan Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat seperti diberitakan oleh Tempo. Co.

Anas, bukan lah orang pertama yang mengatahui banyak rahasia besar dan pada akhirnya dibunuh oleh politik. Sebelumnya ada Jendral Susno Duadji. Mantan Kabareskrim, dan orang dibaliknya lahirnya Cicak Vs Buaya, yang menghebohkan tersebut.

Hebatnya pria kelahiran Sumsel ini, pada Maret 2010 dia membongkar skandal rekening gendut ditubuh Polri dan makelar kasus pajak yang melibatkan Gayus Tambunan, distulah terbongkarnya kasus Gayus.

Sebelumnya Susno Duadji membeberkan pada media bahwa ia punya bukti nama-nama aliran dana century seperti yang dilansir detiknews (17/112009).

Namun, Susno pun kena batunya. Nasibnya berujung tragis. Dia dituduh oleh Korupsi PT Salamah Arowana Lestari dan dana pengamanan Pilkada Jawa Barat. Tuduhan ini sangat sarat dengan politik. Buya Syafei Maarif pun meyakini, hal itu dia lontarkan dalam acara Kick Andy beberapa tahun lalu di Metro TV.

Nasib sang whistle blower akhirnya diputuskan di kursi pesakitan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Jendral bintang tiga itu menyelesaikan proses persidangan yang panjang dengan menerima pil pahit yakni vonis tiga tahun enam bulan penjara.Seperti dilansir di berbagai media pada 25 Maret 2011.

Tidak hanya dua tokoh ini yang bernasib naas. Anas masih berstatus tersangka. Sedangkan Susno terpidana. Masih ada yang bernasib sama dengan mereka yakni Antasari Azhar, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Banyak orang menilai penahanan Antasari penuh dengan rekayasa. Takdir buruk yang menimpa Antasari ini lantaran ia sangat berani mengungkap kasus-kasus besar. Bahkan kabarnya, dia akan mengurai skandal Ballout Bank century. Tapi dia keburu di bui. Benar apa tidak hanya Allah lah yang tahu.

Lama tak kedengaran kabarnya. Ramadhan lalu, Antasari kembali membuat heboh. Dari balik jeruji dia berceloteh. Katanya ada pertemuan di istana pada oktober 2008 membahas Balout Century. (Tempo. Co). atas ucapannya itu, AA dipanggil ke Senayan oleh timwas century. Walaupun demikian Century tetap tak tahu rimbanya.

Anas berlatar belakang politisi, sedangkan Susno Duadji keluaran militer. Dan Antasari dari hokum sipil, jika mereka ini bersatu melawan istana. Maka akan membuat SBY kerepotan. Keahlian masing-masing mereka, apabila disatukan tentu menimbulkan kekuatan yang dahsyat.

Apalagi, ketiga tokoh penting di bidang masing-masing banyak tahu dengan persoalan besar yang melanda negeri ini. Jika itu terwujud, maka mereka dapat disebut denga  “Three Musketer” penghancur istana. Mari kita tunggu aksi mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun