Kurikulum baru memasuki tahap uji publik. Baru beberapa hari dirilis drafnya, tanggapan masyarakt terhadap kurokulum ini sangat beragam. Ada yang setuju, ada juga yang mencibir. Hal ini dapat dilihat pada komentar dalam setiap artikel terkait yg dimuat dalam kompas online, detik dll. Tidak hanya di media surat kabar online, tetapi di situs resmi kemdikbud ( www.kurikulum2013.kemdikbud.go.id ) pun banyak sekali yang memberi komentar.
Upaya pwmerintah melakukan uji publik ini sangat bagus. Dengan uji publik ini pemerintah akan mendapatkan masukan dari masyarakat. Banyak sekali masyarakat yang antusias terhadap kurikulum baru ini. Hal ini juga didukung dengan metode uji publik yang beragam, diantaranya melalui seminar, roadshow, website dll.
Namanya metode tetap saja menyisakan celah. Celah tersebut diantaranya adalah belum dilibatkannya guru-guru do daerah pinggitan/pelosok. Diskusi-diskusi jg hanya di kota-kota besar. Selain dengan pakar, diskusi seharusnya juga melibatkan guru-guru di pedesaan,pelosok dan pinggiran, mengingat kelak kurilulum ini akan diterapkan di seluruh Indonesia. Selain itu, dalam draf kurikulum baru ini dapat dilihat khusus untuk tingkat SD mengalami perubahan signifikan. Oleh sebab itu, sangat penting bagi pemerintah untuk mendengarkan langsung masukan dari guru SD terutama daerah pelosok atau pinggiran.
Dalam draf kurikulum SD yang baru IPA & IPS akan diintegrasikan. Namun yang menjdi permasalahan adalah model pengintegrasiannya. Apakah nama mapel IPA & IPs dihilangkan, atau masih ada nama mapel IPA & IPS namun penyampaiannya menggunakan model pembelajaran terpadu. Seorang guru SDN Kemanukan Kab.Purworejo Jateng mengungkapkan, "Model terpadu bagi kami tidak masalah, tapi kami mohon diadakan penataran lagi untuk menyamakan persepsi mengenai model pembelajaran terpadu yang dikehendaki pemerintah". Dengan sosialisasi langsung kepada guru SD ini diharapkan pemerintah akan mendapatkan masukan langsung dari "Ujung Tombak" kesuksesan Kurokulum 2013 (guru)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H