Jadi, mari tertawa
sebab tangisan dan air mata
kini, tak lagi bisa
mengungkap betapa pedihnya luka
mari tertawa
bersorak
menyoraki setiap nada sumbang
yang terus berganti hilang dan menjelma
nada sumbang yang entah
sengaja dicipta
di gedung-gedung, di jalan-jalan
di setiap ruang yang dipenuhi kepentingan
mari tertawa
terpingkal hingga
hilang rasa, lupa
mungkin melupa segala luka segala duka
hingga tumbang
segala nada sumbang
yang mungkin akan terus dan terus tercipta
Bengkulu, 26 Januari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H