foto: arsip pribadi
masih sama, masih seperti hari-hari yang belum lama pergi
wajah-wajah tergesa itulah aku temui pagi ini
dengan roda-roda berputar pasti
berkejaran di atas ruas jalan tanpa henti, nyaris
entah, aku tak tahu apa yang dicari
hingga nyaris pula tak lagi ada saling sapa
sebab setiap wajah terlanjur sudah dibedaki urusan masing-masing diri
dan pagi kembali harus kehilangan damainya sepi
yang tersingkir kemana entah
digusur ramai suara mesin-mesin kendara
yang lalu-lalang tiada putus, lagi dan lagi
seperti alunan musik yang diputar tanpa henti, tak merdu tapi
hanya nada-nada menderu yang memekaki
oi kawan, samakah kini rindu hati
pada hening damai suasana alam desa
tanpa bising suara kendara pula tanpa polusi
hanya merdu suara unggas mungkin, riang bernyanyi
atau lenguh suara ternak para petani
dan sesekali ada irama musik mengiring gemulai gerak para penari
juga pada wajah-wajah ramah dan sahaja
yang begiru senang bertegur sapa nyaris tanpa pandang pilih?
lagi, masih seperti hari-hari yang belum lama pergi
wajah-wajah tergesa-gesa kembali aku temui pagi ini
di sini
Bengkulu, 15 Maret 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H