Mohon tunggu...
Jansori Andesta
Jansori Andesta Mohon Tunggu... Wiraswasta - aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kali Ini, Berpuluh Tahun Silam

23 September 2016   15:15 Diperbarui: 23 September 2016   15:23 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kali ini bukan dikenang kawan
hanya kembali terngiang
satu sejarah kelam
penghujung September berpuluh tahun silam

"malam ditaburi aroma darah
tumbal kepentingan
yang tak pernah benar-benar terungkap kebenarannya
siapa tersangka dan dalang di balik semuanya
dan untuk apa"

ya, sejarah terlalu mudah diputar balik
diaduk sedemikian rupa
hingga menjadi samar
dan tak lagi dapat untuk dibaca

hanya kengerian yang tercipta
benar nyata adanya
tak dapat dibantah pun dengan beragam kilah
dan sumur-sumur tua itulah
menjadi saksi bisu yang membenarkannya

: jasad-jasad tanpa nyawa dikubur begitu saja
di dalamnya tanpa ritual tanpa do'a-do'a

kali ini bukan dikenang kawan
hanya kembali terngiang
satu sejarah kelam
penghujung September berpuluh tahun silam

Bengkulu, 23 September 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun