mandi debu
berbedak debu
sepanjang bentang laman
sepanjang jalan
hilang warna
hilang seri menghias wajah
kusam merata
muram tegaskan suasana
sejauh pandang mata
sejauh arah
tiada ubah
kering dahaga dan gerah
koral-koral kering bertingkah
genit menggamit
menjahili roda-roda
melaju lengah
menggilas ruas
tiada peduli siapa
oi, kemarau
itulah aku rasa benar jadi pangkalnya
panas menyengat memanggang nyaris segala
dan pekerjaan perbaikan jalan
yang entah seakan tak sudah-sudah
menjadi tempat tetasnya debu tiada dipinta
setiap hari
sepanjang hari bertambah
dan semakin bertambah
semakin parah
tebaran debu bagai spora
jamur yang kian rapat penuhi inangnya
dan kini, hilang segala teduh di mana-mana
sedikitpun nyaris tiada tersisa
dan panas, sekali ada
belum menampakkan tanda-tanda
bila akan mereda
berganti teduh berbasah-basah pun sekejap hanya
dan kini, sudahlah
jalani saja
dan nikmati saja
pun sedikit hanya tiada nikmatnya
segala gejala
penyakin nafas yang ada pula mulai menjelma
Bengkulu, 14 Maret 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H