sumber gambar:Â azamrussiakita.blogspot.com
dan akhirnya aku hanyalah sebatang pena
yang renta, yang lupa di mana harus tuangkan tinta
yang berebut hendak keluar
bersama deretan kata-kata purba
dan tiada tahu lagi apa hendak dimakna
begitu berkata aku pada diri
di altar perenungan yang sedari lama bernama sunyi
tanpa suara huni pasti
hanya rasa dan fikirku sendiri
bertemu, berbagi isi dan berdiskusi
bukan mengajak diri patahkan hati putuskan asa
bukan saudara
hanya mengajak lakukan segera
apa yang tertera di jiwa dan jadi rencana
tanpa gegabah tanpa terburu kala melangkah jua bertingkah
sebab aku telah tahu pasti
masa jaya kaki berdiri akan mungkin berlalu pergi
tanpa ada kata permisi
tanpa ucap pamit itu dan ini
hingga ke jauhan yang tiada akan dapat ditemui
dan bukankah telah pula kita sepakati bersama
menunda jua mengulur waktu melangkah
hanya akan suguhkan penyesalan tiada guna
sebagai menu utama di meja jiwa
yang kian merapuh di bentang ruang masa
sekali lagi, berkata aku pada diri
di altar perenungan yang sedari lama bernama sunyi
Begkulu, 130215 dini hari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H