Sekali waktu, akan aku bacakan puisi-puisi ini untukmu
di ruang pagi, mungkin
bersama secangkir kopi, yang aku pesan sedikit pahit
sembari menikmati hangat mentari.
Bisikan angin,
kerik jejangkrik,
kicauan merdu di ranting-ranting kayu,
cukuplah aku rasa
sebagai musik pengiring
penambah syahdu kau dan aku. Lepas rindu.
Tiada yang spesial memang,
tiada pula kemewahan yang dapat aku janjikan,
harap perkenan,
pada suasana yang mungkin disuguhkan. Alam lepas
berhias segala indah kesahajaan.
Sekali waktu, akan aku bacakan puisi-puisi ini untukmu
kalau Tuhan berkenan tentu
menakdirkan kambali
kau dan aku untuk bertemu. Menyatu. Harapku.
Muara Bangkahulu, 4 Juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H