bosan sudah menghitung hari
lama berdiam diri
tak lagi tahu berapa banyak waktu tersisih
termangu dengan kata menunggu
pada tingkatan laci bersusun rapi berselimut debu tapi
di balik pintu
yang kini nyaris selalu terkunci
entah, serupa apa kini
wajah bocah yang dulu hampir setiap hari
mempercayakan diri
menjaga kaki-kaki mungil nan lugu
entah berjalan entah melompat entah berlari
riang selalu tanpa tapi
berjumpa teman sepermainan berlatih bersosialosasi?
dan entah, berapa lama lagi terus begini
lapuk raga kehilangan fungsi
sedang takdir sekali ada tak dapat aku pilih
menurut hanya pada segala kehendak duli
berdiam di rumah saja untuk saat ini
bermalas-malasan hanya berdalih isolasi mandiri
terasa kini hanyalah jadi alasan yang basi
tak pernah kutahu pasti
sederet kata menduga hanya mencipta letih
dalam gelap dan pengap sunyi kembali
adalah aku, sepatu yang kehilangan kaki
Bengkulu, 31 Oktober 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H