ruh kata gentayang kini
menuntut wujud
dari jemari tangan syair
yang lama dirasa mangkir
hilang ukir
menyapa dia pada warna
bertemu buta
mengimbau pula pada desau
bisik risau
memantau sejauh jangkau
mungkin
hilang
timbul
lagi berganti
merupa tarian di batas sunyi
dan ramai
menarik lirik resah hati
harap jumpa sepakat
dari setumpuk lipat
dan tetas tinta
pun tersekat masih
rasa enggan
kilah wajah bertopang tapi
ya, ruh kata gentayang kini
tanpa permisi
lagi
enggan pergi
Bengkulu, 22 Oktober 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H