Mohon tunggu...
Jansori Andesta
Jansori Andesta Mohon Tunggu... Wiraswasta - aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Serupa Rasa di Hati Hamba

26 Oktober 2019   13:02 Diperbarui: 26 Oktober 2019   13:08 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rekah tanah lama merindu cumbu
Luruh haru tetas hujan
Basuh tubuh basah seluruh
Merayu akar rumput dan tunas-tunas baru
Perlahan tumbuh

Berujung pilu. Tak tahu ujung batasan waktu. Jemu. Janji angin semalam akan basah awan. Lama ditunggu tak jadi labuh. Hanya menambah rajuk sungai, rindu tualang menuju hilir tinggalkan hulu. Hilang alir. Buntu, sindir batu-batu.

Sansai. Batal sudah segala semai. Tangguh lagi kini musim menuai. Keluh pipit di kaki-kaki bukit. Jauh pantau. Selisik dalam risau. Bersahut lenguh igauan kerbau. Husss! Hardik terik menukik ubun berpeluh.

Rekah tanah lama merindu cumbu
Hilang rayu
Sansai sungguh
Serupa rasa di hati hamba, Tuanku

Bengkulu, 26 Oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun