jarak yang ditempuh teramat panjang
sungguh tak terukur hingga
jatuh tersungkur aku
pada tanjakan waktu
mendaki ubun didih berpeluh
sambut ragaku
gapai tangan berharap sampai
pada alamat petang
dimana punggung rebah bersandar
bukan berangan terbang
hapus peluhku
usap kesejukan angin malam
yang menyimpan salam
tempat wajah-wajah berserah
mengeja diri di atas sajadah
dekap letihku
balut selimut hening tersulam
biar tak hinggap sesal
yang sempat menyergap
hendak merampas harap di ujung jalan
jarak yang ditempuh teramat panjang
sungguh, Tuhan
ampunkan hamba membawa keluh
Bengkulu, 21 Oktober 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H