Mohon tunggu...
Jansori Andesta
Jansori Andesta Mohon Tunggu... Wiraswasta - aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Duka Diaduk-aduk, Indonesia

20 November 2018   21:19 Diperbarui: 21 November 2018   08:14 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

dukadukaduka
dukaduk
adukaduk
duka diadukaduk
dari segala noda segala dosa segala buruk
berundakundak bertumpuk
tumpuk

diadukaduk
dengan segala serapah segala rutuk
segala kutuk
tertumpah ruah menjelma amuk
di darat di udara di laut
entah lava entah bara entah gempa entah bah
entah limbah busuk entah puting meliuk
menerjang menimpuk
ambruk

diadukaduk
terus diaduk
dukaku dukakau dukakita
dukadukaduk
serupa bubur bercampurbaur dalam periuk
disiram diungkit dicidukciduk
hilang lauk
hilang rupa hilang bentuk
remuk

diadukaduk
masih diadukaduk
dukaku dukakau dukakita
sudahlah, sudahi segera
pintaku khusyuk
o, Indonesia

Bengkulu, 20 November 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun